Meski orang yang terpapar sudah dinyatakan negatif, tetapi masuknya varian Omicron ke Indonesia harus menjadi perhatian semua pihak.
Anggota DPD RI Fahira Idris menjelaskan, dengan kesadaran bersama untuk memperkuat kembali protokol kesehatan (prokes) dan meningkatkan surveillance atau deteksi dini terkait munculnya varian-varian baru dan juga menutup celah potensi-potensi lonjakan kasus.
Fahira mengungkapkan, varian Omicron yang dinilai mempunyai tingkat penularan lebih cepat hanya bisa diatasi dengan menguatkan kembali praktik protokol kesehatan.
Kata Fahira, penularan varian Omicron juga bisa dicegah dan dihentikan melalui penguatan deteksi dini.
Salah satunya dengan melakukan tes PCR dengan metode S Gene Target Failure (SGTF) untuk seluruh kedatangan luar negeri dan seluruh kedatangan luar negeri yang PCR positif, dites dengan teknik Whole Genome Sequencing (WGS).
“Terdeteksinya varian Omicron jangan membuat kita terlalu panik, tetapi mesti lebih waspada. Kita harus perkuat kembali prokes dan deteksi dini agar varian Omicron ini tidak bisa berkembang Indonesia,†ujar Fahira Idris di Komplek Parlemen Senayan Jakarta (16/12).
Menurut Fahira, jika melihat perkembangan varian Omicron di beberapa negara menunjukkan ada peningkatan jumlah kasus dan perawatan rumah sakit.
Situasi yang terjadi di berbagai negara akibat Omicron diharapkan menjadi pelajaran bagi Indonesia sehingga bisa lebih cepat merumuskan strategi dan mengambil tindakan untuk mencegah dan mengunci terjadinya transmisi varian Omicron.
Menurut Fahira, selain percepatan vaksinasi untuk lansia agar segera melampaui 60 persen yang juga harus dikejar vaksinasi seluruh provinsi segera melampaui 70 persen.
“Vaksinasi anak yang saat ini sudah dimulai juga cakupannya harus terus ditingkatkan lagi,†pungkas Fahira.
BERITA TERKAIT: