Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hapus Kesenjangan Akses Pendidikan untuk Guru Madrasah, Yaqut Luncurkan Prgram PJJ PAI di IAIN Syekh Nurjati

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Rabu, 15 Desember 2021, 22:17 WIB
Hapus Kesenjangan Akses Pendidikan untuk Guru Madrasah, Yaqut Luncurkan Prgram PJJ PAI di IAIN Syekh Nurjati
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas saat meluncurkan program Program Pendidikan Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) Pendidikan Agama Islam (PAI) di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Rabu (15/12)/Repro
rmol news logo IAIN Syekh Nurjati Cirebon resmi bertransformasi  menjadi Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI), usai Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas melaunching Program Pendidikan Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) Pendidikan Agama Islam (PAI).

Launching PJJ PAI yang digelar oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama tersebut dilakukan secara daring dan luring dari Kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Selasa (14/12).

Yaqut mengatakan, upaya transformasi yang dilakukan di IAIN Syekh Nurjati Cirebon merupakan upaya pemerintah menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia yang terkendala mendapat akses pendidikan, khususnya para guru madrasah karena keterbatasan akses jarak dan biaya.

"Saya masih melihat saudara-saudara kita guru-guru madrasah masih sulit mengejar kesejahteraanya, masih belum bisa mengejar sertifikasi mengejar kesejahteraanya," ujar Yaqut dalam pidatonya.

Yaqut memaparkan, ada dua hal utama yang menjadi penyebab guru-guru madrasah kesulitan mengejar sertifikasi yang erat kaitannya dengan kesejahteraan. Pertama ketiadaan biaya untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi.

"Dan kedua, biasanya madrasah berada jauh dari perguruan tinggi, sehingga sulit harus meninggalkan madrasahnya," paparnya.

Maka dengan keberadaan program PJJ PAI Yaqut berharap tak ada lagi kesenjangan akses meraih pendidikan tinggi untuk guru-guru di seluruh Indonesia, terutama yang ada di Cirebon.

"Jadi dengan Pendidikan berbasis siber ini kita menghadirkan keterjangkauan, maka akan keterlaluan kalau UISSI nantinya memberikan biaya tinggi, namun demikian pak Dirjen Pendis Kemenag sudah inisiatif yang kuliah di UISSI ini gratis," tegassnya.

Mantan Ketua Umum GP Anshor ini menerangkan, transformasi pendidikan berbasis teknologi informasi atau digitalisasi merupakan salah satu program prioritas Kementerian Agama dimasa kepemimpinannya.

Sehingga dia berharap UISSI Cirebon nantinya dapat menjadi rujukan dan terdepan dalam penyelengaraan pendidikan tinggi Islam berbasis digital tidak hanya di Indonesia tapi juga dunia. Untuk itu pihaknya akan terus mendorong percepatan dalam menambah fakultas sehingga benar-benar layak menjadi universitas.

"Saya berharap UISSI benar-benar menjadi universitas prinsipil dalam menjalankan aktivitas siber-nya. Coba dirancang fakultas, jurusan, program studi dan kegiatan UISSI yang kompatibel dengan perkembangan zaman kedepan," pintanya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, hasil pemetaan Pendis Kemenag saat ini masih ada sekitar 40 ribuan guru madrasah yang belum memenuhi kualifikasi pendidikan S1.

Hal tersebut yang kemudian menjadi perhatian Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta jajarannya memenuhi kualifikasi dan kompetensi guru melalui pemenuhan kualifikasi Pendidikan S1.

"Tujuan utamanya memenuhi janji konstitusi kita mencerdaskan anak bangsa melalui proses Pendidikan yang berkualitas yang cirinya adalah kualifikasi, kompetensi dan kesejahteraan pendidik," katanya.

Pada sisi lain, lanjut Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung tersebut, Indonesia perlu menghadirkan sebuah model pendidikan kekinian yang modern, tapi tetap segar yang tidak hanya menghadirkan aspek knowledge namun juga menyentuh nilai-nilai atittude dan skill.

Dhani menerangkan bahwa IAIN Syekh Nurjati ditetapkan sebagai Pendidikan tinggi keagamaan islam (PTKI) berbasis siber pertama di Indonesia berdasarkan Surat Keputusan SK Dirjen Pendis nomor 1175 tahun 2021, dan sebagai pilot project PTKI berbasis siber atau Islamic Siber University.

"Kita berharap bahwa sebuah proses Pendidikan tidak melulu menjadi ruang kemewahan bagi anak bangsa yang belajar pada ruang formal, tapi juga pada ruang ketika mereka bisa mengembangkan kapasitas diri," terangnya.

Dhani menambahkan, UISSI akan menjadi penyelenggara PJJ dan yang pertama adalah program studi PAI karena ingin menyapa guru PAI pada fase awal menggunakan teknologi virtual untuk efisiensi pembiayaan dan efektifitas proses pembelajaran.

"UISSI dari mulai pendaftaran hingga wisuda full dilakukan secara online. Dan tentu hal tersebut dapat diwujudkan jika memiliki LMS (Learning Manajemen System) yang kuat. IAIN Cirebon ketika memiliki LMS yang kuat akan menjadi percontohan kampus lain," jelasnya.

Rektor IAIN Cirebon, Sumanta Hasyim, dalam sambutannya mengatakan bahwa PJJ PAI ini merupakan embrio lahirnya Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI), dimana di era serba digital seperti sekarang ini, metode pendidikan yang memanfaatkan media internet bukan lagi menjadi teknologi eksperimental.

"Saat ini perkembangan teknologi komunikasi dan informasi tersebut juga ikut melahirkan knowledge society. Pandemi Covid-19 juga turut mendorong pemanfaatan teknologi informasi berupa internet, khususnya di pendidikan tinggi untuk terus dimaksimalkan," katanya.

Berangkat dari permasalahan dan tantangan tersebut, Sumanta menerangkan bahwa hal tersebut kemudian dijawab oleh pemerintah melalui Kementerian Agama yang mengusung pengembangan pendidikan tinggi dengan menginisiasi pendidikan jarak jauh di IAIN Syekh Nurjati.

Sumanta menjelaskan, pengimplementasian tersebut bukan sekadar memindahkan proses pendidikan ke ruang maya, namun juga mengaktualisasikan pendidikan jarak jauh dengan basis pengetahuan yang kompetitif.

Selain itu, pendidikan jarak jauh bukan hanya tentang ketersediaan teknologi komunikasi dan informasi, melainkan juga tentang kualitas materi ajar, pengajar, peserta didik, metode pedagogi, interaksi yang dapat diakomodir.

"Dan juga sistem pendukung lainnya yang terus diupayakan dan dimaksimalkan oleh seluruh sivitas akademika IAIN Syekh Nurjati," tutup Sumanta. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA