Demikian dinyatakan mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (31/10).
Arief menyatakan Indonesia harus bangga karena G-20 merupakan negara yang memiliki perekonomian paling besar di dunia.
Ditetapkannya Indonesia menjadi Presidensi G-20 adalah bentuk kepercayaan dari anggotanya. Padahal G20 merupakan forum ekonomi utama dunia yang memiliki posisi strategis.
"Karena secara kolektif mewakili sekitar 65 persen penduduk dunia, 79 persen perdagangan global, dan setidaknya 85 persen perekonomian dunia," demikian penjelasan Arief.
Dijelaskan Arief, G-20 terdiri dari 20 negara, bank sentral, dan Uni Eropa. G20, tambah Arief, sangat mempengaruhi roda perekonomian dunia.
Dengan fakta itu, Arief mengatakan hal tersebut akan memberi pengaruh bagi tingkat kesejahteraan masyarakat dunia.
Meski demikian, walaupun sebenarnya G-20 bisa dikatakan sebagai bentuk oligarki dunia yang menentukan politik dan perekonomian negara.
"Terpilihnya Jokowi sebagai Presiden G-20 makin memperkuat posisi Indonesia di percaturan perekonomian dunia, dan ini harus bisa dimanfaatkan sebaik baiknya oleh pelaku ekonomi Indonesia," demikian penjelasan Arief.
Dalam pandangan Arief, terpilihnya Jokowi sebagai Presiden G-20 tidak lepas dari kinerja perekonomian nasional yang dipimpin oleh Menteri Perekonomian Airlangga sebagai tokoh yang mampu dan mengerti visi dan misi dari Jokowi.
"Sekali lagi selamat ya Kangmas Jokowi, kerja kerja Kangmas diakui oleh dunia," pungkasnya.
Kesiapan Indonesia dalam memegang presidensi kelompok negara G-20 pada tahun 2022 turut menjadi pembahasan dalam pidato Presiden Joko Widodo di Sidang Majelis Umum PBB ke-76.
Dengan tema besar "Recover Together, Recover Stronger", Jokowi mengatakan, Indonesia akan berupaya agar G20 dapat bekerja untuk kepentingan semua negara di dunia.
BERITA TERKAIT: