Salah satunya mengenai tren penurunan elektabilitas yang terekam dalam berbagai hasil survei.
"Hal ini tentu bukan pertanda baik bagi Prabowo untuk dicalonkan menjadi capres pada Pilpres 2024," kata pakar komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga kepada wartawan, Selasa (12/10).
Hal lain yang patut dipertimbangkan adalah kondisi akar rumput. Mereka yang begitu militan pada Pilpres 2014 dan 2019 tampaknya sudah banyak yang meninggalkan Prabowo.
"Para pendukung militannya ini sangat kecewa dengan masuknya Prabowo ke dalam kabinet Jokowi," jelasnya.
Oleh sebab itu, meski Prabowo kemungkinan diusung pada Pilpres 2024, namun peluang menang kecil.
"Prabowo telah kehilangan orang-orang militan yang selama ini ikhlas menjadi relawannya. Kader Gerindra tampaknya tak cukup militan untuk mengantarkan Prabowo menjadi presiden," pungkas Dekan Fikom IISIP, Jakarta 1996-1999 ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: