Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jakarta, M. Jamiluddin Ritonga mengatakan, penegasan Ahmad Muzani itu mengisyaratkan, Gerindra masih terbuka seluas-luasnya berkoalisi dengan partai lain untuk mengusung Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
"Tampaknya akan banyak partai lain yang siap bersama Gerindra untuk mengusung Prabowo," ujar Jamiluddin kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kmais (27/5).
Menurutnya, peluang itu akan semakin besar apabila pasangan Prabowo yang akan diusung dinilai layak oleh partai lain.
"Karena itu, Gerindra seyogyanya cermat memilih cawapres yang mendampingi Prabowo agar partai lain yakin pasangan yang diusung akan memenangi kontestasi Pilpres 2024," kata Jamiluddin.
"Hal itu wajar mengingat Prabowo sudah berulang maju pada pilpres namun tetap kalah. Tentu ini akan membuat partai lain lebih berhati-hati untuk berkoalisi dengan dengan Gerindra dalam mengusung Prabowo," sambungnya.
Hemat Jamiluddin, selain politisi utama PDI Perjuangan, Puan Maharani, ada beberapa cawapres yang layak dipertimbangkan Prabowo. Diantaranya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Namun, tidak menutup kemungkinan Gerindra berkoalisi dengan PKB. Peluang ini akan terbuka bila Prabowo menjadikan Ketum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapresnya. Hal yang sama juga dapat dilakukan dengan Partai Golkar, di mana Prabowo berpasangan dengan ketumnya Airlangga Hartarto.
"Bahkan akan dahsyat bila Prabowo berpasangan dengan Anies Baswedan (Gubernur Jakarta). Kalau ini dapat diwujudkan, tampaknya Prabowo berpeluang memang akan jauh lebih besar," ucap Jamiluddin.
Karena sama-sama dari Partai Gerindra dan pernah berpasangan pada Pilpres 2019, Jamiluddin menduga Prabowo tidak akan berpasangan lagi dengan Sandiaga Uno.
BERITA TERKAIT: