Melalui pernyatan tertulis yang disebarkan ke media massa, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut bahwa isu terkait konflik internal itu dihembuskan oleh pihak di luar partai untuk melakukan pecah belah.
“Banyak pihak yang sudah melakukan dansa politik 2024 dan jangan beri peluang siapapun dari luar partai untuk memecah belah kekuatan partai kita,†ujar Hasto dalam pernyataan tertulisnya (24/5).
Narasi yang dikembangkan DPP PDIP bahwa konflik antara kubu Puan dan Ganjar dihembuskan pihak luar, ditampik oleh kalangan pengamat.
Pasalnya, “serangan†terbuka dan bertubi-tubi dari Bambang Wuryanto, orang dekat Puan, terhadap Ganjar, dianggap mengindikasikan adanya konflik internal.
Karena itu, DPP PDIP diminta melakukan koreksi terhadap pernyatan-pernyataan Ketua Bappilu (Badan Pemenangan Pemilu) PDIP yang akrab dipanggil Pacul itu. Sebab, dialah yang membuat konflik internal yang seharusnya diselesaikan dalam mekanisme kepartaian menjadi tontotan publik eksternal.
Pengamat politik dari UGM (Universitas Gajah Mada) Yogyakarta, Arie Sudjito berpendapat, pernyataan Pacul menunjukkan bahwa yang bersangkutan tidak bisa melihat Ganjar sebagai aset politik.
“Fungsi parpol adalah untuk mengelola sumberdaya politik. Tidak perlu menabuh genderang pertarungan (dengan Ganjar), toh politik musti luwes dan memperhitungkan suara akar rumput," tutur doktor sosiologi politik itu, Selasa (25/5).
Menurut Arie, tingginya elektabilitas Ganjar mestinya harus dilihat sebagai keuntungan politik PDIP. Moncernya nama Ganjar dalam survei juga bisa dibaca sebagai sinyal dukungan publik luas terhadap Ganjar, bukan hanya dari kalangan kader dan simpatisan PDIP.
“Jalan masih panjang. Kontestasi dan kompetisi antar kader di internal harus dikelola dan dikonsolidasikan dengan baik, agar tidak kontra produktif bagi PDIP,†pungkasnya.
BERITA TERKAIT: