"Saya kira tidak akan efektif, karena dari dulu parpol Islam kerap "masuk angin" di detik-detik akhir pemilu," kata Adib kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (1/5).
Menurut Adib, partai-partai yang berasaskan Islam memang dikenal tidak solid, bahkan lebih kental dengan aroma transaksional seperti partai lain yang ideologinya di luar Islam alias partai politik yang ada di Indonesia.
"Makanya saya kira jika ada wacana poros islam, poros tegah segala macam, saya kira hanya gimik politik saja untuk menarik simpatisan massa Islam yang jumlahnya cukup menjanjikan," ungkapnya.
Massa atau simpatisan Islam ini, kata Adib ibarat anak ayam kehilangan induk, lantaran hingga saat ini tidak ada sosok yang bisa mengambil dan merepresntasika mereka.
"Makanya saya yakin poros Islam tidak akan kuat, karena yang akan laku itu adalah bagaimana partai modern, non elitis egaliter, itu yang akan dipilih oleh rakyat," pungkas Adib.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.