Begitu dikatakan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dalam pidato kebangsaannya yang disiarkan secara virtual, bertemakan "Candu Impor dan Bahayanya Untuk Demokrasi", Rabu (14/4).
"Persoalan impor beras ini sejatinya merupakan fenomena gunung es yang harus kita cari solusi mendasarnya dengan segera. Persoalan impor tidak sederhana yang dibayangkan hanya sekedar memenuhi angka pasokan atau stok pangan belaka,†kata Zulhas.
Ketua MPR RI ini menambahkan, masalah impor beras ini merupakan cerminan dari ketidaksiapan Indonesia dalam menjaga stablitas pangan dari produksi dalam negeri.
“Dan carut-marut aspek mendasar kebijakan dan ketahanan pangan nasional kita,†imbuhnya.
Lanjutnya, 23 tahun Indonesia berada di alam reformasi dirasa belum meningkatkan kebijakan pangan yang baik untuk para petani nasional.
"Padahal reformasi sudah berlangsung hampir 23 tahun, saya melihat hal ini sangat mendasar yakni kelemahan dalam kebijakan pangan untuk petani. Kebijakan pangan ke depan harga padi memetakan dengan baik sistem pangan kita dan permasalahannya,†katanya.
Menurutnya, pemerintah memerlukan adanya perencanaan yang sistematis dan terukur, untuk meningkatkan produksi pangan dalam negeri.
Selain itu, Zulhas meminta agar para petani harus didukung dengan teknologi terbaik, harga pupuk yang dikendalikan, dan kebijakan lain yang lebih berpihak kepada para petani.
"Di samping itu sistem kebijakan pangan juga harus bekerja di mana perusahaan-perusahaan BUMN ikut serta, Bulog berperan sebagai penyangga, pemerintah sendiri memiliki porositas membeli padi dari petani lokal," terangnya.
"Jika ini dikerjakan dengan benar sesuai dengan UU, sesungguhnya swasembada beras, pengembangan produk pertanian lainnya bukanlah mimpi belaka untuk kita capai,†tandasnya.
BERITA TERKAIT: