Berkenaan dengan hal tersebut, ekonom senior Faisal Basri pun mengkritik kebijakan pemerintah yang menggunakan bermacam istilah.
"Mohon dengan sangat jangan lagi pakai istilah gas dan rem. Nyawa manusia jangan dijadikan
trial and error alias coba-coba," kata Faisal Basri di akun Twitternya, Rabu (6/1).
Ia menjelaskan, istilah tersebut mencerminkan penanganan pandemi Covid-19 oleh pemerintah belum dilakukan dengan perencanaan yang matang.
"Jika berbasis ilmu pengetahuan dan data yang akurat/kredibel, segala langkah niscaya terukur. Gas dan rem itu cerminan ugal-ugalan dan miskin perencanaan," sambungnya.
Padahal bila melalui data yang kredibel, ia meyakini wabah yang berasal dari Wuhan, China ini bisa tertangani dengan baik dan tak berlarut-larut.
"Penyebaran Covid-19 bisa diprediksi dengan keakurasian tinggi kalau datanya kredibel. Jadi tak perlu gas dan rem, apalagi dilakukan mendadak. Akibatnya, ongkos ekonominya pun sedikit tinggi," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: