Nah, belajar dari misinformasi dan disinformasi yang kerap diterima masyarakat, Wakil Ketua DPR RI, Azis Syamsuddin mendesak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) lebih sering memberikan edukasi. Sehingga misinformasi dan disinformasi bisa ditekan.
Azis Syamsuddin meyakini masyarakat kerap terkecoh karena tidak memiliki pengetahuan dan sumber yang cukup, untuk bisa membedakan informasi atau berita yang diperolehnya benar atau salah.
â€Publik banyak yang tidak tahu, apa itu satir,
false connection (koneksi palsu). Sampai terapan
clickbait konten untuk mengeruk keuntungan finansial,†papar politikus Partai Golkar itu melalui keterangannya, Jumat (20/10).
Belum lagi persoalan
misleading content atau konten menyesatkan. Publik sengaja diarahkan membingkai suatu isu atau individu tertentu yang seakan-akan mendekati kebenaran.
Misleading content ini dapat diciptakan dengan sengaja. Informasi ditampilkan dengan menghilangkan konteksnya untuk mengarahkan opini pembaca.
â€Jika ini tidak dijelaskan, tidak diedukasi, kian hari dunia maya kita hanya disesaki kebohongan. DPR tentu berharap Kemenkominfo mampu menerjemahkan ini dengan caranya, agar penyesatan tidak terus terjadi,†tandas wakil rakyat dari Dapil Lampung 2 itu.
BERITA TERKAIT: