“Hoaks diproduksi dengan teknologi canggih seperti
deepfake semakin berbahaya. Akibatnya muncul ketidakpastian, kemarahan, hasutan kebencian, dan aksi kekerasan,” kata Ketua Presidium Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo), Septiaji Eko Nugroho dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 4 September 2025.
Mafindo mengulas, salah satu hoaks yang berseliweran di media sosial salah satunya informasi ribuan orang dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Lampung akan masuk Jakarta untuk melakukan demo besar-besaran.
Namun nyatanya, informasi tersebut tidak benar dan hanya bertujuan membangkitkan semangat kelompok anti pemerintah yang berada di Jakarta.
Ia menegaskan, Mafindo mendukung demonstrasi sebagai bagian dari kebebasan berpendapat. Namun kekerasan dalam demo tidak bisa dibenarkan karena bisa merugikan banyak pihak.
“Menjarah adalah tindakan yang harus dijauhi karena tergolong tindak pidana pencurian,” lanjut Septiaji.
Maka dari itu, ia mengingatkan agar publik lebih waspada terhadap banjir informasi yang beredar di ruang digital. Masyarakat tidak boleh lengah memilah kabar, terlebih ketika suasana sosial politik sedang memanas.
“Masyarakat jangan mudah terprovokasi oleh konten tidak jelas, hoaks, maupun hasutan kebencian,” pungkas Septiaji.
Derasnya arus informasi pasca-aksi ricuh di sejumlah daerah juga disorot Pakar Kajian Budaya dan Media Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dr Radius Setiyawan. Ia mengingatkan agar publik meningkatkan kewaspadaan.
“Ruang publik digital kini dibanjiri beragam informasi. Dalam kondisi riuh seperti ini, masyarakat perlu berhati-hati dan tidak terburu-buru mempercayai setiap kabar,” kata Radius.
BERITA TERKAIT: