Adalah Sri Mulyani, dalam kapasitas sebagai Ketua Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) ketika itu, yang merestui keputusan Gubernur Bank Indonesia ketika itu, Boediono, menggelontorkan dana talangan untuk Bank Century setelah diberi status sebagai "bank gagal yang berdampak sistemik".
Di tahun 2009, untuk mengusut megaskandal itu DPR RI membentuk Panitia Khusus. Menurut Sri Mulyani, Pansus Centurygate digunakan oleh lawan-lawan politiknya yang tidak senang dengan langkah-langkah yang dilakukannya di sektor pajak.
Kordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi termasuk pihak yang melihat ada kemiripan modus antara skandal penyelematan Bank Century dengan Jiwasraya.
“Ngelindurnya sampai
today,†begitu kata Adhie Massardi dalam akun Twitter pribadinya, Jumat (18/9).
Kicauan ini mengomentari sebuah artikel lama yang berjudul “
Mengapa Sri Mulyani Ngember di Wall Street Journalâ€. Artikel itu ditulis wartawan senior Teguh Santosa sepuluh tahun lalu.
Sri Mulyani menuliskan perlawanannya terhadap Pansus Centurygate di harian
Wall Street Journal edisi 10 Desember 2019.
Di dalam artikel itu, Sri Mulyani merasa dirinya bersama Boediono yang ketika itu sudah menjadi Wakil Presiden dijadikan objek penyelidikan skandal dana talangan yang dikucurkan antara November 2008 hingga Juli 2009 itu.
Sebagai Ketua KSSK, Sri Mulyani menyetujui usul yang disampaikan Gubernur Bank Indonesia untuk memberikan status “bank gagal yang berdampak sistemik†untuk Bank Century.
Kepada
Wall Street Journal, Sri Mulyani mengatakan bahwa keputusan itu sudah sesuai dengan kewenangan yang mereka miliki. Dia juga mengatakan bahwa keputusan itu diambil untuk menyelamatkan industri perbankan dan perekonomian nasional di tengah krisis saat itu.
Artikel ini semakin menarik karena turut mengutip ucapan Sri Mulyani dalam wawancara dengan
Wall Street Journal yang menunjuk hidung elite Golkar sebagai dalang kejatuhan dirinya.
Sri Mulyani terang-terangan menuding Ketua Umum Partai Golkar saat itu, Aburizal Bakrie, tidak suka pada dirinya. Sri Mulyani juga tidak berharap siapapun di Golkar akan bersikap baik pada dirinya.
Tudingan ini diduga berkaitan dengan penutupan perdagangan saham milik keluarga Bakrie, Bumi Resource, yang anjlok.
“Pernyataan Sri Mulyani ini jelas mengagetkan. Dia seakan membuka lebar-lebar pintu konfrontasi dengan pihak manapun yang menurutnya hendak menjadikan dirinya sebagai korban dari skandal ini,†demikian bunyi artikel tersebut.
BERITA TERKAIT: