Ketua Umum Ikatan Pemuda Pemudi Minang Indonesia (IPPMI) M. Rafik Perkasa Alamsyah menyebutkan, polemik terus bergulir karena ada pihak-pihak yang menjadikan pernyataan Puan sebagai komoditas politik jelang pilkada serentak 2020.
“Pernyataan itu tampak mulai digoreng. Mari kita selesaikan dalam
biliak ketek rumah gadang sesuai ajaran adat kita, Minangkabau,†kata Rafik, dalam keterangannya, Selasa (8/9).
Rafik juga mengajak masyarakat Sumbar untuk berpikir positif karena pernyataan Puan dalam bingkai otokritik.
Sebab, kata Rafik, Puan bukanlah orang lain bagi masyarakat Minang sehingga otokritik yang disampaikan harus diselesaikan sesuai dengan nilai-nilai kearifan budaya Minang.
Menurutnya, unsur
tungku tigo sajarangan,
tali tigo sapilin beserta
bundo kanduang di Sumatera Barat, selayaknya segera mengajak pimpinan PDIP itu berdialog.
"Jika mereka menyimpulkan sesuatu yang berbeda dengan pandangan umum masyarakat Sumatera Barat, maka ajaran Islam yang dianut masyarakat Minang, memerintahkan kita untuk tabayun,†demikian Rafik.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: