Pasalnya beberapa pihak menganggap tidak pernah ada caretaker Ichwanul Muslimin, apalagi yang mengklaim adalah salah satu kubu KNPI versi Noer Fajriansyah atau Fajri.
Rasminto, salah satu Ketua DPP KNPI menganggap keputusan Wagub DKI menerima klaim caretaker KNPI versi Fajri adalah cerminan kurangnya sensitifitas dalam melihat kondisi kepemudaan di Jakarta saat ini.
"Ini menunjukkan ketidakmampuan wagub untuk menyatukan pemuda DKI Jakarta. Seharusnya wagub bisa lebih sensitif dan tidak memperkeruh situasi dengan menerima SK caretaker untuk KNPI DKI Jakarta," ujar Rasminto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (28/8).
Lebih lanjut, Rasminto mengungkapkan, seluruh DPD II KNPI Kota se DKI Jakarta serta pengurus DPD KNPI DKI Jakarta sudah solid menolak adanya caretaker versi Fajri.
"Seluruh unsur DPD KNPI Kota se Jakarta dan pengurus DPD KNPI DKI Jakarta tegas menolak adanya carataker versi KNPI Fajri di DKI Jakarta," katanya.
Menurutnya, caretaker versi KNPI Fajri hanya menambah benih-benih perpecahan kepemudaan di DKI Jakarta.
"Anehnya, kenapa Wagub DKI Jakarta yang notabene adalah eks aktivis KNPI justru memfasilitasi careteker tersebut," sesalnya.
"Jangan sampai muncul kesan ini Wagub DKI Jakarta tidak faham tentang merawat keharmonisan pemuda di DKI Jakarta," pungkas Sekretaris Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Jakarta Timur itu.
BERITA TERKAIT: