3 Nama Ini Disebut Cocok Untuk Dampingi Bobby Nasution Di Pilkada Medan 2020

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Jumat, 12 Juni 2020, 13:13 WIB
3 Nama Ini Disebut Cocok Untuk Dampingi Bobby Nasution Di Pilkada Medan 2020
Bobby Nasution punya banyak alternatif pilihan untuk bisa mendampinginya di Pilkada Medan 2020/RMOLSumut
rmol news logo Meski digadang-gadang bakal jadi salah satu kandidat kuat menuju Pemilihan Walikota Medan 2020, hingga saat ini Bobby Nasution masih 'menjomblo'. Belum ada sosok yang dipastikan akan mendampinginya dalam kontestasi Pilkada Serentak 2020 ini.

Menurut pengamat sosial politik Dr Arifin Saleh Siregar, suhu politik pilkada di Medan memang semakin hangat. Lalu, terkait sosok yang cocok untuk mendampingi Bobby Nasution sebagai calon wakil walikota, ia memiliki beberapa indikator atau kriteria.

“Ini soal cocok ya. Bukan soal layak. Karena kalau soal layak, semua bakal calon walikota yang sudah mendaftar ke berbagai partai politik sudah layak menjadi wakil walikota," ujar Arifin menjawab wartawan, Jumat (12/6) di Medan, dikutip Kantor Berita RMOLSumut.

"Nah, kalau soal cocok, belum tentu cocok semua. Ada beberapa indikator kecocokan yang harus dimiliki calon wakil dan itu tak terlepas dari posisi dan latar belakang Bobby Nasution sendiri,” imbuhnya.

Menurutnya, beberapa indikator kecocokkan calon wakil walikota untuk mendampingi Bobby Nasution adalah popularitas (keterkenalan), latar belakang kesukuan/etnis, latar belakang profesi, pengalaman kerja, latar belakang pendidikan, dan modal sosial yang dimiliki.

“Dari nama-nama yang sudah mendaftar ke berbagai parpol, jika mengacu kepada indikator di atas, maka saya melihat Sakhyan Asmara, Putrama Alkhairi, dan Maruli Siahaan yang cocok mendampingi Bobby Nasution untuk Pilkada Medan,” cetus Dekan FISIP UMSU ini.

Pernyataan Arifin tentu bukan tanpa alasan. Ketiga nama itu relatif lebih dikenal dari nama yang lain. Kemudian, latar belakang suku mereka beda dengan Bobby. Sakhyan Melayu, Putrama Minang, Maruli Batak Toba.

Sakhyan berprofesi dosen dan pernah di birokrasi. Putrama sekarang menjabat sebagai Dirut PD Pembangunan Kota Medan. Sementara Maruli Siahaan mantan pejabat di kepolisian.

Nah, jika harus menyebut satu nama dan disesuaikan dengan kebutuhan kota Medan, menurut analisis Arifin, yang lebih cocok adalah Sakhyan Asmara.

Beberapa alasannya, selain faktor kesukuan tadi, Sakhyan Asmara yang sekarang tercatat sebagai dosen FISIP USU juga pernah malang melintang sebagai birokrat di berbagai instansi dari tingkat lokal hingga nasional dengan beragam jabatan. Ia pernah menjadi Kepala Biro Humas Pemprov Sumut, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumut, hingga Kepala Dinas Pendidikan Sumut.

Tamatan S1 UGM Jogja, S2 FISIP USU, dan S3 Kebijakan Publik Universitas Indonesia ini juga pernah menjabat Deputi Menpora RI Bidang Pemberdayaan Pemuda, staf ahli Kemenpora, dan Plt Sekretaris Kemenpora.

“Latar belakang sebagai dosen, birokrat, dan dengan pengalaman jabatan yang dimilikinya, Sakhyan diyakini akan bisa melengkapi keberadaan Bobby yang berlatar belakang pendidikan ekonomi dan pebisnis. Jika Bobby ingin mencari birokrat sebagai wakilnya, Sakhyan salah satu alternatif,” kata Arifin.

Di sisi lain, Sakhyan Asmara juga memiliki modal sosial yang cukup kuat. Selain dikenal sebagai salah satu tokoh melayu, ia juga aktif di organisasi kemahasiswaan, organisasi kepemudaan, dan organisasi kemasyarakatan. Sakhyan juga memiliki jaringan (link) di tingkat lokal hingga nasional.

Ia pernah menjadi Instruktur Kader HMI Cabang Yogyakarta, Pengurus KAHMI Nasional, Wakil Ketua KNPI Sumut, Ketua Harian Pemuda Pancasila, Wakil Ketua Umum MPN Pemuda Pancasila, dan Pengurus PSSI Anggota Komisi Etika.

“Ini modal sosial yang kuat yang dimiliki Sakhyan dan akan sangat membantu Bobby,” ujar Arifin lagi.

Arifin juga yakin, Bobby dan timnya, parpol pengusung, lebih-lebih Joko Widodo, Presiden RI yang juga mertuanya, akan sangat hati-hati dalam menetapkan dan memutuskan siapa calon wakil walikota yang akan mendampinginya. Sebab, jika salah pilih akan blunder dan sudah pasti bukan dukungan yang muncul.

“Makanya ini akan sangat menarik untuk ditunggu. Semua masih punya kans untuk menjadi wakilnya, termasuk juga sosok yang namanya belum muncul ke publik. Apalagi politik pilkada itu sangat dinamis dan perkembangannya bisa berubah hari per hari, hingga menit terakhir sebelum deadline pendaftaran,” pungkas Arifin. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA