Mencermati pernyataan tersebut, Direktur Eksekutif Center for Social Political Economic and Law Studies (Cesples), Ubedilah Badrun berpandangan pernyataan itu sama saja pengakuan kegagalan Sri Mulyani dalam memenuhi janjinya dan janji Presiden Joko Widodo.
"Pengumuman itu menunjukkan bahwa Sri Mulyani gagal memenuhi janjinya dan gagal memenuhi janji Jokowi membawa ekonomi Indonesia lebih baik," ucap Ubedilah Badrun kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (2/4).
Bahkan kata analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini, hal itu juga menunjukkan bahwa teori Sri Mulyani yang dimiliki dan dibanggakan telah menemukan jalan buntu.
"Itu sinyal bahwa segudang teori yang dimiliki Sri Mulyani telah menemui jalan buntu," pungkas Ubedilah.
Sebelumnya, menteri terbaik se Asia Pasifik ini memprediksi nilai tukar rupiah jeblok bahkan lebih tinggi dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang hanya berada di kisaran 14.400 per Dolar AS.
"Kemungkinan terburuknya rupiah bisa mencapai 20.000 per Dolar AS," kata Menteri Sri Mulyani Rabu (1/4).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: