Namun demikian, kata Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus) Gde Siriana,
lockdown memberikan hasil perlambatan penyebaran virus lebih cepat karena mengurangi resiko penularan antar daerah.
“
lockdown mengurangi variabe-variabel yang menjadi sebab virus menyebar cepat,†terangnya kepada redaksi, Selasa (17/3).
Bagi Indonesia yang memiliki tes kit, tenaga medis, dan anggaran terbatas, maka
lockdown lebih cocok diterapkan. Warga yang sehat tidak perlu diperiksa, sedang warga yang positif pun akan sembuh sendiri karena semua berada dalam pembatasan ruang mobilisasi, tidak moving.
Terlebih lagi, sambung Gde Siriana, Indonesia merupakan negara yang padat penduduk.
“China memilih
lockdown karena jumlah manusia yang banyak dan padat membuat virus menyebar cepat, dan akan lebih sulit ditangani ketika episentrum meluas ke propinsi lain,†urainya.
Sementara Filipina melakukan
lockdown karena kurangnya test kit dan tenaga medis, sehingga
social distancing dianggap tidak efektif.
“Pemerintah Filipina dan juga Malaysia sadar bahwa sulit untuk mengharapkan kedisiplinan warganya untuk self-defense selama SD, sehingga
lockdown dinilai lebih efektif karena ada aturan-aturan yang memaksa,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: