Demikian disampaikan Jurubicara Yayasan Suluh Nuswantara Bangsa (YSNB), Bambang Pharma Setiawan dalam Fokus Diskusi Kelompok (FDK) ke-5 bertajuk "Pendidikan Sebagai Penjuru Dalam Membangun Warga Negara Unggul" di Apartemen Sultan, Jakarta Selatan, Rabu (11/12).
Menurut Bambang, Indonesia berbeda dengan negara lain yang tidak menempatkan agama dalam kurikulumnya.
"Kita menempatkannya karena agama selain berhubungan dengan etika, juga berhubungan dengan nasionalisme yang ditandai pada alinea 2 UUD 1945," ujar Bambang.
Soal agama dan etika tertuang dalam UUD 1945 yang menyatakan bahwa Indonesia merdeka atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa (YME). Karena itu, Bambang heran jika kebangsaan kerap dipertentangkan berdasarkan keagamaan.
Selain itu, logika atau kecerdasan yang terdiri dari sains, matematika, literasi, bahasa yang mengindikasikan kemampuan bernalar jangka panjang pun mesti tetap diperbaiki.
"Itu juga harus terus diperbaiki agar hasilnya maksimal," tegasnya.
Lebih lanjut, Bambang mengusulkan agar gerakan-gerakan partisipatif maayarakat terus dilakukan. Terutama menggulirkan Trimatra untuk menjawab semua permasalahan sektor pendidikan dan menjadikan masyarakat Indonesia yang unggul.
"Gerakan dan usulan yang terangkum dalam Trimatra ini diharapkan bisa mengejar ketertinggalan kita, sehingga pendidikan kita mampu mencetak warga negara unggul," demikian Bambang.
Selain Bambang, beberapa tokoh yang hadir di antaranya Pembina YSNB sekaligus Ketua Aliansi Kebangsaan, Pontjo Sutowo; perwakilan dari Kemendikbud, Awaluddin Tjalla; Nuruddin; Saur Pandjaitan dan lainnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: