Dilansir dari
Reportasepapua.com, anggota separatis dari Komite Nasional Papua Barat (KNPB) berkeliaran memaksa warga dan pelajar untuk ikut berunjuk rasa. Sweeping yang dilakukan KNPB terbilang taktis, pasalnya, mereka menyamar sebagai pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan dibekali penutup wajah.
Salah satu korban KNPB yakni siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Wamena, Frans Tabuni. Dia dibakar oleh anggota KNPB yang menyamar karena menolak untuk ikut berunjuk rasa.
Dari pengakuan Frans, saat kejadian terjadi ia dan teman-temannya sedang mengikuti ujian di sekolahnya.
"Waktu sedang ujian, datang pelajar lainya mengajak saya untuk bergabung dengan masa pendemo lain, tapi tarena saya tidak mau, saya kemudian disiram bensin oleh dua orang KNPB, mereka menyamar," ungkap Frans di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Wamena.
Sejurus kemudian, dua orang itu menyulut api ke tubuh Frans yang sudah kuyup disiram bensin. Api pun membakar bocah itu. Beruntung Frans segera dibantu teman sekolahnya dibawa ke aparat keamanan.
Aparat lalu melarikan Frans ke RSUD Wamena untuk mendapat perawatan medis.
“Ketika terbakar saya berteriak dan didengar teman saya. Mereka bawa saya bersama aparat ke RS,†ujarnya sambil menangis.
Meski sebebagian besar tubuh Frans terbakar, namun ia bersyukur masih bisa selamat dan hidup. Ia bertekad akan kembali ke sekolah untuk melanjutkan sekolah.
Keruhan pecah di Wamena sepekan terakhir, dalam rusuh itu puluhan orang tewas, sejumlah fasilitas umum dan bangunan pemerintah ludes dibakar massa. Sebagian bahkan rata dengan tanah.
Akibat rusuh itu, ribuan orang mengungsi ke tempat-tempat aman seperti Mapolres, Kodim dan bandara.
BERITA TERKAIT: