Yenny menyatakan, dia sempat berdiskusi dengan Habibie mengenai konsep doa sebagai bentuk kuantum fisik (fisika kuantum) pada bulan Juni lalu usai Habibie dirawat di rumah sakit.
"Menurut saya itu luar biasa sekali beliau memang telaga ilmu yang luar biasa, kita menyelampun tidak ada batasnya," ungkap Yenny di tengah proses pemakanan Habibie, di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9).
Selain itu, kenangan terakhir Yenny bersama Habibie adalah dua hari lalu dia sempat menjenguk ke RSPAD Gatot Soebroto dan diizinkan oleh pihak keluarga mencium kening Habibie yang kala itu ditidurkan secara medis oleh tim dokter kepresidenan.
"Dua hari sebelum Pak Habibie wafat, alhamdulilalh kami sempat datang untuk menjengu beliau ke rumah sakit, dan bagi saya pribadi saya bersyukur saya dapat kesempatan untuk mencium beliau perpisahan terakhir kalinya, karena bagi kami saya pirbadi Pak Habibie itu sudah seperti sosok yang sangat dekat dengan kami," terangnya.
Menurut Yenny menambahkan, meninggalnya Habibie bukan hanya menjadi kedukaan keluarga besar Presiden ketiga tersebut, namun juga keluarga Gus Dur juga merasa kehilangan.
"Kebetulan juga kami juga sangat dekat dengan Mas Ilham, jadi kehilangan ini bukan cuma kehilangan Mas Ilham dan keluarga, Mas Thareq, tapi kehilangan kami semua," tandasnya.
BERITA TERKAIT: