Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai untuk melawan hegemoni Cak Imin _sapaan akrab Muhaimin- harus ada kandidat alternatif. Hal itu untuk menciptakan regenerasi kepemimpinan partai.
"Paradoks demokrasi kita. Politik Makin maju tapi regenerasi kemepimpinan parpol jalan di tempat. Di PKB nyaris tak ada dinamika. Padahal banyak mantan aktivis di dalamnya. Tapi seakan tak peduli dengan regenerasi pemimpin partai, " tutur Adi kepada
Kantor Berita RMOL, Senin (12/8).
Adi menilai, ada beberapa elite PKB yang kiprahnya sudah tampak layak untuk menjadi pengganti Cak Imin. Diantaranya Abdul Kadir Karding (AKK), Imam Nahrawi, Helmy Faishal Zaini dan Lukman Edy.
Adi mengulas sosok AKK yang peranannya sangat terlihat saat menjadi pengurus teras Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amien. Menurutnya, kalau mendapat restu dari pihak Istana, sudah seharusnya Karding maju untuk melawan dominasi Cak Imin yang sudah memimpin lebih dari 14 tahun.
"Kalau ada angin surga dari Istana Karding bisa maju. Tapi problemnya Istana akan main aman netral di tengah," tukas Adi.
Selain restu Istana, Adi menilai Karding adalah sosok yang layak untuk menjadi pembantu Jokowi di Kabinet. Menurutnya, hal itu menjadi kekuatan pendukung Karding untuk menguasai kepemimpinan partai yang dilahirkan NU itu.
"Karding masuk nominasi calon menteri potensial dari PKB. Muda, berpengalaman, dan berintegritas," tambahnya.
Diketahui, Muktamar PKB akan dilaksanakan pada tanggal 20-22 Agustus mendatang. Dikabarkan proses muktamar nyaris tidak akan ada dinamika dan hanya sebatas pengukuhan Cak Imin menjadi Ketua umum partai untuk periode keempat.
BERITA TERKAIT: