Diduga, unggahan di akun twitter resmi Panglima TNI @TjahjantoHadi itu dihapus karena bisa menimbulkan persepsi bermacam-macam di masyarakat.
Postingan Panglima TNI tersebut sempat mejeng sekitar dua sampai tiga jam di akun twitternya.
Tidak butuh lama, twit Panglima TNI itu mendapat kritikan keras dari pegiat HAM yang juga politisi Partai Demokrat Rachland Nashidik.
Menurut Rachland, Panglima TNI sebaliknya berusaha membuat batas antara TNI dengan politik praktis.
"Panglima TNI @TjahjantoHadi, saya anjurkan Anda menahan diri dan sebaliknya berusaha lebih keras untuk membuat batas antara TNI dengan politik. Tidak usah ikut berkampanye menganjurkan warga menggunakan hak suara. Memilih itu hak. Menjadi TNI profesional itu kewajiban," kata Wasekjen Partai Demokrat itu.
Sebelumnya, Panglima TNI di akun twitternya mempostingan: "Jangan pernah takut gunakan hak pilih dalam Pemilu 2019, apapun pilihan Anda, karena "Nyoblos itu Keren!". Saya & Pak Tito beserta seluruh prajurit TNI & Polri menjamin keamanan hingga ke TPS. Ingin membuat kekacauan? Bersiaplah berhadapan dengan kami! TNI-Polri Benteng NKRI".
[rus]
BERITA TERKAIT: