Meski harus menginap di bawah terpal seadanya dan tikar. Beberapa buruh membawa serta anak istrinya.
Tuntutan mereka masih sama, yaitu pemenuhan hak-hak para pengemudi mobil tangki yang menjadi korban pemecatan massal oleh PT Pertamina Patra Niaga dan PT Elnusa Petrofin pada 2016 lalu.
Pihak Istana Negara melalui Kantor Staf Presiden (KSP) dan Sekretariat Negara sempat menjanjikan untuk menyelesaikan persoalan ini.
"Sudah ada respon dari pihak istana dari KSP dan Sesneg kemudian beliau datang ke lokasi lapangan sini dan berjanji akan segera menyelesaikan persoalan kita," kata koordinator aksi, Daryono saat ditemui
Kantor Berita Politik RMOL di depan Istana Negara, Minggu (27/1).
KSP menjanjikan pertemuan para perwakilan SP AMT dengan Pertamina Patra Niaga dan Petrofin. Namun selalu diundur sejak Senin (21/1) lalu.
"Seharusnya pertemuan itu difasilitasi oleh KSP tapi justru pihak KSP sendiri malah diundur keluar wilayah dalam artian informasi pertamanya pertemuannya terjadi di Patra Niaga Pelumpang tapi kemudian pertemuannya itu adanya di Fatmawati di kantor Gun," jelas Daryono.
Gun sendiri merupakan vendor yang menjadi rekanan PPN.
Makanya itu mereka memutuskan kembali turun ke jalan.
“Dari Jumat subuh pagi kita
long march berjalan kaki menuju Istana di bawah hujan yang sangat deras dan sampai hari ini dengan tenda ini kami masih bertahan," pungkasnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: