Mereka mengaku tidak akan menghentikan proyek infrastruktur yang telah dimulai pada era-era sebelumnya. Hanya saja, infrastruktur akan dibangun secara berkelanjutan.
Calon wakil presiden Sandiaga Uno menyebut bahwa dirinya telah melakukan sosialisasi di 1.000 titik wilayah di seluruh Indonesia dalam 120 hari masa kampanye.
Dari kunjungan itu, Sandi menerima berbagai keluhan dari rakyat terkait pembangunan infrastruktur yang belum memiliki dampak langsung terhadap kesejahteraan rakyat.
Mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu pun membeberkan skema pembangunan infrastrukturnya dalam diskusi Rabu Biru 'Menuju Ekonomi Indonesia yang Adil dan Makmur' di Prabowo-Sandi Media Center, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Rabu (9/1).
"Prabowo-Sandi akan tetap fokus untuk membangun infrastruktur. Kita tidak akan menurunkan komitmen, justru kita akan tingkatkan, tapi infrastruktur yang lebih menyentuh kepada infrastruktur pertanian dan pedesaan," kata Sandi.
Tak hanya melebarkan pembangunan hingga ke desa, Prabowo-Sandi juga berkomitmen melibatkan sektor swasta dalam proyek infrastruktur. Hal itu dilakukan untuk mengurangi beban utang dalam APBN yang selama ini ditanggung BUMN.
“Saya ingin melibatkan lebih banyak, 9 sampai 10 persen ekonomi itu di-drive oleh pemerintah, 90 persen itu pengusaha," beber Sandi.
Mantan Wagub DKI Jakarta itu menilai, kemitraan antara pemerintah dan swasta bisa menjadi opsi utama dalam membangun infrastruktur. Namun sayang, opsi tersebut dipinggirkan di era ini.
Keberhasilan Sandi dalam membangun Tol Cipali sebagai model pembangunan yang dilakukan swasta tanpa membebani negara.
"Pembangunan Cipali itu tanpa utang negara atau utang pemerintah.
Alhamdulillah sudah berjalan dan sekarang bisa dicoba. Ini yang akan Prabowo-Sandi prioritaskan, kami akan tingkatkan pembangunan infrastruktur," pungkasnya.
[ian]
BERITA TERKAIT: