Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98), Willy Prakarsa melihat, pihak di belakang layar Prabowo yang menggunakan strategi memaksakan diri tampil islamis justru membuat blunder.
Akhirnya, kata dia, pemaksaan itu berujung keseleo lidah alias salah mengucapkan gelar Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam (SAW). Prabowo menyebut "hulaihi".
"Allah telah membuka kedok Prabowo di depan jutaan umat Islam dalam Reuni 212. Prabowo harus minta maaf ke seluruh umat Islam di dunia. Lebih baik diam dan tampil apa adanya, jangan memaksakan diri untuk tampil Islami," kata Willy.
Hal itu disampaikan Willy saat diskusi publik bertema "Usai Keseleo Lidah 'Hulaihi', Prabowo Cari Penyakit... Mencak-Mencak ke Wartawan" di Omah Kopi 45, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (9/12).
Lebih lanjut, Willy juga menyayangkan Prabowo yang makin emosional dan meledak-ledak, terakhir mencak-mencak kepada wartawan. Bahkan menyebut wartawan antek penghancur NKRI. Pasalnya, ketum Gerindra itu kesal lantaran mayoritas media tidak memberitakan Reuni 212.
Di tempat yang sama, Presiden Majelis Dzikir RI 1, Salim Jindan Baharun juga sependapat yang menyarankan Prabowo meminta maaf karena keseleo menyampaikan gelar Nabi.
"Kemarin sudah keseleo karena kasus Ratna," ujar Habib Salim sapaan akbrabnya.
Habib Salim juga merasa sedih dengan sikap Prabowo yang kesal ke wartawan. Katanya, sikap Prabowo tidak mencerminkan calon pemimpin besar.
"Kita harus memberikan contoh yang baik kepada masyarakat apa lagi calon pemimpin. Agama bisa menghiasi jika kita bisa memberikan contoh yang benar," pungkasnya.
[rus]
BERITA TERKAIT: