Budayawan Riki Dhamparan Putra mengatakan, setahun sejak dilantik menjadi Presiden, Jokowi telah menetapkan Hari Santri. Selanjutnya, sejumlah program yang bertujuan memberdayakan peran pesantren juga telah diluncurkan.
Mulai dari rusun untuk santri, pembangun balai latihan kerja pondok pesantren, pendirian pondok pesantren internasional, dan bank wakaf mikro.
Menurut Riki, langkah-langkah itu memperlihatkan kesungguhan Jokowi untuk mengangkat harkat pesantren, meningkatkan kesejahteraan santri, dan mutu pendidikan pesantren di masa depan.
Namun dari semua itu, kegembiraan terbesar bagi kalangan pesantren adalah munculnya KH. Ma'ruf Amin yang maju menjadi cawapres mendampingi Jokowi.
Riki menuturkan, hubungan Jokowi dan dunia pesantren menarik untuk disimak. Sebab, Jokowi merupakan presiden yang paling sering blusukan ke pesantren-pesantren.
Jokowi juga membawa wacana "Islam Nusantara" ke kabinetnya yang notabene merupakan gagasan yang diproduksi kalangan pesantren berdasarkan karakter kultural pesantren tradisional di Indonesia.
Bahkan di beberapa forum masyarakat Islam internasional, Jokowi juga gencar mempromosikan model ekspresi keislaman Indonesia yang berwatak damai dan menolak radikalisme.
Terlepas dari tudingan adanya motif politik di balik kedekatannya dengan dunia pesantren itu, lanjut Riki, Jokowi telah membuat topik pesantren menjadi populer di level wacana. Publik, baik melalui media mainstream maupun media sosial mulai bergairah memproduksi dan mengkonsumsi topik "santri".
"Suatu proses yang tampaknya positif bagi upaya untuk mengangkat nilai-nilai dan potensi besar pesantren menjadi penopang pembangunan di pelbagai bidang, terutama pembangunan karakter dan semangat kebangsaan," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/11).
Selain itu, Riki menambahkan, pesantren bukan sekedar aset, tetapi basis pembangunan sumber daya manusia yang lahir dari rahim kebudayaan bangsa.
[rus]
BERITA TERKAIT: