Begitu penilaian Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)dalam sambutannya di acara pembekalan Caleg DPR Partai Demokrat, di Hotel Mulia, Jakarta, Sabtu (10/11).
Menurutnya saat Pilkada DKI nuansa SARA dan identitas sangat kental. Di sisi lain SBY menyadari politik identitas serta politik ideologi memang selalu ada di setiap ajang pemilihan, baik pilkada, pileg maupun pilpres.
Namun demikian, Presiden RI ke 6 ini mengingatkan para kadernya bahwa jika dalam tingkatan ekstrim, politik identitas dapat membuat demokrasi tidak sehat
Hal ini akan berdampak juga bagi kemajuan bangsa yang memiliki latar belakang masyarakat majemuk seperti Indonesia. Imbasnya bisa Indonesia akan diwarnai konflik.
"Jangan sampai menjadi ekstrim, lihat apa yang terjadi di banyak negara di dunia saat ini, bukan hanya di Timur Tengah. Tapi juga di negara-negara lain yang mengalami malapetaka besar karena politik identitas," imbaunya.
Lebih jauh, SBY kembali mengingatkan para kader bahwa kader Partai Demokrat tidak memainkan politik identitas demi kekuasaan.
Ia juga tak ingin Demokrat ikut terjelembab dalam upaya saling serang yang disebabkan oleh politik identitas. Persaingan menuju kekuasaan, tekan dia, harus menggunakan akal sehat dan tetap menjunjung tinggi nilai Pancasila.
"Demokrat tidak ingin kontestasi pilpres dan pileg tahun depan yang prosesnya sudah berlangsung sejak sekarang ini menimbulkan perpecahan bangsa, mengarah ke disintegrasi, kerukunan dan persatuan bangsa kita. Menangis kita kalau itu terjadi," demikian SBY.
[nes]
BERITA TERKAIT: