Begitu kata Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo terkait insiden penyerangan Mapolres penjaringan, Jumat dini hari.
Menurut Dedi dari pemeriksaan, alasan pelaku ingin mengakhiri hidup dengan cara ditembak adalah untuk mati syahid.
Oleh karena itu, pelaku mempersiapkan diri untuk menyerang Mapolsek Penjaringan lengkap dengan membawa dua senjata tajam yang terdiri dari sebilah samurai dan golok besi yang biasa dipakai untuk memotong hewan.
"Kalau bunuh diri masuk neraka, tapi kalau mati syahid berarti dia harus ditembak petugas, kalau misalnya dia ditembak petugas, dia (menganggap) mati syahid," ujar Dedi.
Lebih lanjut Dedi menjelaskan, keinginan mati syahid versi pelaku ini muncul semenjak divonis memiliki penyakit getah bening yang tak kunjung sembuh. Bahkan pihak keluarga yang coba memberi semangat pun tak berhasil.
Hingga akhirnya, sambung Dedi, dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, Rohandi lebih rajin ibadah dan sering mengikuti pengajian.
"Setelah mungkin ikhtiar, yang bersangkutan tetap berkeinginan kuat untuk mati syahid. Makanya dia melakukan penyerangan terhadap polsek," ujarnya.
Sejauh ini dalam hasil pemeriksaan, Rohandi tidak ditemukan ataupun terkait dengan kelompok teroris.
"Tapi tetap masih dalam proses pendalaman dan pemeriksaan. Sekarang masih ditahan di Polda Metro," demikian Dedi.
[nes]
BERITA TERKAIT: