"Kenapa posisi cawapres ini pelik? Karena menjadi tiket emas pada Pilpres 2024," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (24/7).
Dia mencontohkan apa yang terjadi di kubu Jokowi. Partai koalisi terkesan saling menahan jika ada ketua umum partai yang diusung jadi cawapres.
“Wajar kalau mereka tak mau ada yang curi start buat Pilpres 2024,†ungkapnya.
Misalnya, ketika melihat peluang Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto, maka anggota koalisi lain cenderung menolak.
“Airlangga jika diambil oleh Jokowi maka akan berproses untuk 5 tahun ke depan sebagai capres,†ucapnya yakin.
[ald]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: