"Kami siap mendukung dan aktif serta mengajak seluruh komponen bangsa untuk mensukseskan rembuk nasional untuk melawan intoleransi, radikalisme, dan terorisme di Indonesia itu," ujar Nawawi kepada wartawan di Jakarta, Jumat (29/6).
Ditegaskan dia, organisasinya mendukung karena isu yang diangkat dalam rembuk nasional merupakan keresahan dan kegelisahan bersama. Diantaranya adalah isu melawan radikalisme dan intoleransi yang akhir-akhir ini menjalar di hampir pelosok tanah air.
Sebab menurutnya sebagai elemen bangsa, Gema Mathla'ul Anwar memiliki tanggung jawab sejarah untuk memastikan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap utuh dan berdiri tegak.
"Sampai ke anak cucu kita di masa yang akan datang," ungkapnya.
Dikatakan Nawawi, Indonesia dengan keragaman agama, suku dan budayanya, adalah bangsa yang yang dihuni lebih dari 700 suku yang beragam agama dan budayanya terbukti sudah hidup rukun dan damai dari zaman dulu hingga hari sekarang.
Namun sayangnya, kata dia, saat ini pihaknya malah menyaksikan perbedaan dijadikan senjata untuk menyerang pihak yang dianggap tidak sama.
"Kepentingan politik dan sosial menjadikan hoax dan ujaran kebencian sebagai senjata utama menyerang pihak lain yang berseberangan, sehingga menguatkan intoleransi dan radikalisme, yang pada ujungnya mengancam persatuan bangsa," kata dia
Lebih lanjut, aktifis organisasi Islam ini pun mengeluarkan dalil terkait ajaran kebencian yang dilarang dalam gama Islam. Seperti firman Allah SWT dalam syrat Al Hujurat ayat 6, yang dengan tegas melarang hambanya yang beriman berjalan mengikuti desas-desus atau berita bohong alias hoax.
"Sebagai pertanggungjawaban moral dan kemanusiaan, DPP Generasi Muda Mathla'u Anwar mengajak seluruh masyarakat untuk membangun kesadaran kolektif menjadikan hoax, ujaran kebencian, intoleransi dan radikalisme sebagai musuh bersama," pungkasnya.
[fiq]