Ketiganya yakni Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum di Jawa Barat, Ganjar Pranowo–Taj Yasin di Jawa Tengah, dan Khofifah Indarparawansa-Emil Dardak di Jawa Timur.
Ketua Umum PPP, M. Romahurmuziy mengaku kalau ketiga kemenangan itu sesungguhnya memiliki arti tersendiri baginya, karena memang PPP tidak hanya menjadi partai pengusung namun menempatkan kadernya untuk ikut berkontestasi.
Sebut saja Uu Ruzhanul Ulum dan Taj Yasin yang merupakan kader PPP, yang masing-masing menjadi cawagub di Pilkada Jabar dan Jateng. Sementara Khofifah sejak Pilkada 2008 dan 2013 memang selalu diusung oleh PPP.
“PPP bukan hanya sebagai partai pengusung, namun juga mengikut sertakan kadernya di Pilkada yang saat ini unggul di quick count (hitung cepat)," katanya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (27/6).
Diakuinya
quick count memang bukanlah putusan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Namun secara ilmiah, kemenangan tiga jagoannya sudah terbukti di depan mata. Tiga kemenangan ini kata dia membuktikan bahwa kader dan pengurus PPP di Pulau Jawa bekerja dengan maksimal selama Pilkada.
"Kerja mesin partai yang efektif ini akan terus dijaga hingga Pemilu 2019 mendatang," imbuhnya.
Lebih lanjut kata dia, kemenangan di Jatim, Jateng, dan Jabar ini secara nasional juga mempunyai posisi strategis. Pasalnya, populasi penduduk di tiga provinsi itu sebesar 49 persen populasi nasional.
Sehingga, kemenangan di tiga provinsi ini diyakini akan mendongkrak suara PPP secara nasional di Pemilu 2019 mendatang.
“Penduduk Jabar ada sekitar 17,5 persen pendudukan nasional, Jatim 16,5 persen dan Jateng 15 persen,†pungkas pria yang akrab disapa Rommy ini menjelaskan.
[fiq]
BERITA TERKAIT: