Terkait pernyataan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyebut utang Indonesia sudah pada taraf membahayakan karena mencapai Rp 9000 triliun.
"Biar tidak misleading kembalikan utang dalam bingkai ekonomi, jangan menjadi gorengan politik," kata Wakil Sekjen Golkar Sarmuji kepada wartawan, Senin (25/6).
Menurutnya, hal itu akan berdampak buruk bagi perekonomian negara. Misalnya, tidak ada investor mau menanam modal karena kegaduhan politik yang terjadi.
"Nanti orang luar menilai dalam perspektif pengelolaan utang baik. Tapi secara politik, gaduh berlebihan yang bisa menjadi penyebab investasi enggan masuk," ujar Sarmuji.
Golkar melihat kritik yang disampaikan Prabowo sebagai upaya mengingatkan pemerintah. Namun, isu tersebut tidak perlu didramatisir.
"Sebagai usaha untuk mengingatkan supaya tetap waspada bagus saja, tetapi tidak perlu ada dramatisasi dengan memberi tambahan aksesoris yang berkesan mengerikan. Jika isu utang semata ekonomi, pembahasannya akan lebih jernih menyangkut dalil-dalil ekonomi dengan parameter yang lebih jelas dan terukur," papar Sarmuji.
Dia memastikan bahwa kondisi utang negara saat ini dikelola dengan baik. Di mana, rasio utang dengan produk domestik bruto (PDB) masih aman.
"Secara ekonomi utang kita terkelola dengan baik dengan rasio sekitar 29 persen dari PDB, jauh lebih rendah dari Malaysia yang di atas 50 persen. Rasio seperti itu dalam ukuran ekonomi masih dalam katagori aman. Demikian juga dengan utang swasta yang pada tahun 1997/1998 tidak tercatat sekarang terpantau dengan baik di bank sentral. Karena itu, tidak heran jika lembaga pemeringkat internasional menempatkan ekonomi Indonesia dalam katagori baik," demikian Sarmuji.
[wah]
BERITA TERKAIT: