"Harusnya tidak ada istilah sekolah favorit, semua ditanggung oleh negara semua sekolah itu bagus," kata Fadli di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Kamis (31/5).
Fadli mengatakan, sudah menjadi tradisi di masyarakat ketika beberapa sekolah mendapatkan label favorit karena calon siswa yang mendaftar diketahui memiliki nilai tinggi.
Pada posisi itulah, kata dia, diperlukan pembekalan mental untuk mengikuti seleksi. Sehingga, siswa siap menerima apapun hasilnya.
"Perlu diberikan pada siswa itu mental untuk
prepare for the worst and hope for the best (bersiap untuk yang terburuk, berdoa untuk yang terbaik)," jelasnya.
Dia berharap kejadin siswa di Blitar hanya satu kasus dan tidak menular kepada siswa-siswa lainnya di Indonesia.
"Ini jangan sampai sebuah gelajala yang menjadi fenomena, mudah-mudahan hanya kasus satu atau dua kasus saja," tukasnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: