"Insiden ini merupakan rentetan kejadian yang memprihatikan, yang menurut kami (MPR) sebagai ketidaksiapan kita (negara). Berkali-kali yang kami ingatkan soal problem kemendadakan, kita selalu tidak siap terhadap problem kemendadakan ketika angsa itu berwarna hitam," ujar Wakil Ketua MPR, Ahmad Muzani di gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (16/5).
Padahal alat mendeteksi kejadian mendadak seperti itu telah diberikan baik berupa anggaran, kerjasama, koordinasi, termasuk UU, yang sekarang ini masih berlaku UU 15/2003 maupun UU tentang BIN.
Menurut dia, semua pihak harus bisa bersatu memerangi terorisme.
"Kita tidak bisa membiarkan negara kita menjadi bulan-bulanan kekuatan sekelompok kecil orang yang merendahkan martabat kita (negara) yang pada akhirnya akan mengacaubalaukan kekuatan-kekuatan kita, menganggu persatuan, persahabatan kita, menganggu suasana keagaaman kita, jadi kita harus bersatu-padu," paparnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: