Dalam imaginasi Singer dan Cole, Indonesia dianggap insignifikans. Bukan world-class key players macam Amerika, China dan Rusia.
A weak dying state. A peripheral nation. A dissolved country before the year 2030.
Proses kematian Uni Soviet bisa jadi referensi.
Di tahun 1920an, Soviet dipimpin Lenin, Joseph Stalin dan Leon Trotsky. Terlepas dari banyak kekurangan, tiga orang ini memegang prinsip ideologi komunis murni.
Nikita Khrushchev dipecat tahun 1963. Momentum itu triger perubahan fundamental. Dia adalah pemimpin terakhir yang mengalami pengkaderan '
original revolutionaries' secara langsung. Setelah eranya, pemimpin politbiro mulai menjauh dari prinsip-prinsip perjuangan generasi awal.
Komunis mulai korup. Sejak 1970an, elit partai semakin kaya dan berkuasa. Rakyat sengsara, pemimpin komunis naik mobil-mobil mewah buatan Jerman.
Stalin fokus meningkatakan kekuatan senjata militer. Kesejahteraan rakyat nomor sekian. Penerusnya melanjutkan policy ini. Tahun 1980an, rakyat mulai antri beli roti. Komunis terus berlomba adu-senjata dengan Amerika.
Sampai Mikhail Gorbachev merilis
Perestroika dan
Glasnost. Uni Soviet tak bisa diselamatkan. Dia mati.
Faded away. Menjadi '
A dissolved country'.
Gorbachev ingin menginisiasi perubahan. Impiannya,
Communist-capitalist blending. Seperti China modern.
Perubahan macam begini, plus "persepsi rakyat terhadap pemerintah yang lemah" adalah kata kunci bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991.
'
Glasnost' berarti
freedom of speech. Selama puluhan tahun, kebebasan rakyat ditindas. Tiba-tiba dibuka. Rakyat melihat ini sebagai tanda rezim melemah. Mereka semakin berani melawan. Akhirnya, rezim benar-benar tumbang.
Di sisi lain, menangkapi kritikus dan oposisi jelas ciri-ciri rezim lemah. Donald Trump terlalu kuat dan mapan sehingga tidak pernah berpikir mengkriminalisasi
freedom of speech. Padahal, setiap hari dia jadi target caci-maki,
bully,
hoax dan fitnah.
Sukarno dan Suharto adalah dua pemimpin yang mengalami masa revolusi. Pasca Pak Harto, kepemimpinan nasional terus merosot. Indonesia tidak lagi menjadi macan ASEAN. Utang bertumpuk-tumpuk. SBY adalah presiden terakhir yang sedikit-banyak merasakan perjuangan.
Jika
spirit dan kohesi nasional tidak dikembalikan, saya kuatir
sooner or later, Indonesia akan memudar.
[***]
BERITA TERKAIT: