Menurut dia, sikap semacam itu sebenarnya bisa dimaklumi jika memang ada hal begitu sangat mendesak untuk segera ditanggapi melalui pesan singkat telepon genggam.
"Kalau misalnya itu sifatnya urgent banget dalam rangka membuat masyarakat DKI nyaman ya saya kira dapat dimaklumi," katanya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (24/1).
Namun, jika aksi tersebut dilakukan bukan untuk kepentingan masyarakat Jakarta, maka hal itu menurutnya kurang pantas.
"Kalau hanya menjadi yang apa kabar, sudah makan belum, nah saya kira kurang pantas itu," tukasnya.
Diketahui, Senin (22/1) lalu, Anies-Sandi menerima ulama asal Mekkah, Syekh Muhammad bin Ismail bin Zain di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Usai pertemuan secara tertutup, mereka pun menyelenggarakan konferensi pers. Pada mulanya, Anies menjelaskan soal isi pertemuannya dengan sang ulama.
Usai menjelaskan, Anies pun mempersilahkan Syekh Muhammad untuk bicara dengan dibantu oleh penterjemah. Alih-alih mendengarkan dengan seksama, Anies-Sandi malah nampak asyik dengan telepon genggam masing-masing. Hal itu pun diabadikan oleh awak media yang kemudian menjadi viral di media sosial.
[san]
BERITA TERKAIT: