Demikian disampikaan Ketua Umum DPP Taruna Merah Putih (TMP), Maruarar Sirait, saat menjadi pembicara dalam diskusi Temuan Survei Nasional yang bertajuk "Tahun Politik 2018: Kekuatan Partai dan Calon Presiden" yang digelar oleh Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) di bilangan Cikini, Jakarta Pusat (Selasa, 2/1).
Selain Maruarar hadir pula Direktur SMRC Djayadi Hanan, Politikus Partai Gerindra Feri Julianto, Waketum PAN Hanafi Rais, dan Politisi Partai Golkar Happy Bonne.
Maruarar mengatakan, jika Jokowi dan Prabowo disatukan maka ini akan menjadi energi positif dalam membangun bangsa. Sebab selama ini kedua figur ini memiliki gagasan besar untuk membangun bangsa.
"Jika Prabowo dan Jakowi disatukan ini akan lebih efektif dan stabil," tegasnya.
Lebih lanjut Ara mengemukakan bahwa harapan tersebut telah dijawab dalam hasil survei yang dilakukan SMRC. Mayoritas publik menghendaki agar kedua tokoh bangsa ini dipersatukan dalam Pilpres 2019 nanti.
"Berdasarkan hasil survei menghendaki agar kedua tokoh ini bersatu dalam satu pasangan di Pilpres 2019 nanti. Angkanya lumayan besar yakni 66,9 persen," jelasnya.
Seandainya kedua tokoh bangsa ini bersatu, publik menghendaki Jokowi sebagai calon presiden dibanding Prabowo. "Jika keduanya bersatu yang menghendaki Jokowi sebagai capres sebanyak 66,9 persen. Sementara Prabowo hanya 28,4 persen," imbuhnya.
Kendati demikian pria yang akrab disapa Ara ini mengatakan bahwa untuk menyataukan kedua tokoh bangsa ini tidak mudah. Sebab masing-masing memiliki pendukung yang kuat.
"Ini tidak mudah untuk dipersatukan. Namun jika ini bersatu maka akan lebih kondusif dan stabil," demikian Maruarar.
[wid]
BERITA TERKAIT: