Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

HARI GURU NASIONAL

Pendidikan Karakter Harus Jadi Gerakan Nasional

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/sudarnoto-a-hakim-5'>SUDARNOTO A HAKIM</a>
OLEH: SUDARNOTO A HAKIM
  • Sabtu, 25 November 2017, 15:14 WIB
Pendidikan Karakter Harus Jadi Gerakan Nasional
Sudarnoto Abdul Hakim/Net
SEHUBUNGAN dengan Hari Guru dan memperhatikan berbagai problem dan tantangan ke depan pendidikan kita, pimpinan Komisi Pendidikan dan Kadersasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menyampain beberapa hal sebagai berikut.

Pertama, selamat Hari Guru khususnya kepada semua guru Indonesia yang telah dan sedang secara terus menerus dengan dedikasi tinggi melaksanakan tugas dan amanah mulia mendampingi dan mendidik anak-anak bangsa. Tugas para guru sangatlah mulia tidak sekedar memberikan bekal ilmu pengetahuan, keterampilan dan seni, akan tetapi juga memperkokoh watak kepribadian menjadi anak-anak yang beriman, bertaqwa dan berakhlaq mulia.

Selamat juga disampaikan kepada semua lembaga pendidikan baik swasta maupun negeri, termasuk pondok pondok pesantren, yang bersama-sama dengan masyarakat merawat, menyelenggarakan dan memajukan pendidikan. Tidak selalu mudah memikul tanggung jawab besar ini. Akan tetapi dengan bermodalkan kepada semangat dan optimisme, pendidikan bisa diberlangsungkan.

Kedua, selamat juga kepada pemerintah yang telah menyediakan fasilitas berupa peraturan dan perundang-undangan, budget, sarana prasana, SDM dan berbagai dukungan lainnya sehingga memungkinkan pendidikan berjalan sebagaimana yang diharapkan. Pemerintah tentu saja bertanggung jawab memikul tugas dan amanah konstitusional mewujudkan cita-cita dan tujuan pendidikan nasional. Banyak masalah, hambatan dan tantangan yang dihadapi pemerintah. Akan tetapi, perlu disyukuri pemerintah telah berhasil melampaui berbagai masalah dan hambatan tersebut. Diharapkan dunia pendidikan kita benar-benar menjadi jalan yang tepat menuju bangsa yang besar.

Ketiga, Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI memandang bahwa guru bukanlah sekedar satu "pekerjaan profesional" yang melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan ketentuan dan standard formal yang telah ditetapkan pemerintah dan memperoleh hak-hak finansial dan kesejahterannya, akan tetapi juga merupakan "panggilan nurani dan moral" yang luhur. Yang harus dilakukan oleh guru bukanlah memenuhi kewajiban-kewajiban pragmatis mengajar dan mentransfer ilmu pengetahuan,  teknologi dan keterampilan, akan tetapi juga menginternalisasikan nilai-nilai keluhuran dalam rangka membentuk kepribadian manusia seutuhnya di kalangan murid.

Karena itu, guru apapun hakikatnya haruslah seorang yang "valuable" yang tampil sebagai sosok yang secara moral bisa diteladani. Keteladan seorang guru harus ditampilkan setiap saat dan di mana saja. Kemuliaan moral dan akhlak guru haruslah menjadi kekuatan penting dalam membangun dan memajukan dunia pendidikan. MUI memandang kemajuan (idea of progress) tidak akan mungkin diwujudkan tanpa moralitas dan keluhuran budi pekerti.

Semua lembaga pendidikan, dengan demikian, haruslah memberikan perhatian kepada ajaran agama sebagai sumber penting keluhuran moral. Hal ini sesuai dengan Sila Pertama Pancasila yang dengan sangat jelas menegaskan prinsip berketuhanan Yang Maha Esa. Karena itu, semua lembaga pendidikan kita haruslah melaksanakan tugas penting yaitu memperkokoh agama dan Pancasila.

Keempat, realitas menunjukkan masih banyak kasus penyimpangan moral yang terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan. Bahkan berbagai tindakan kekerasan (kekerasan verbal dan fisik) baik yang dilakukan oleh oknum guru dan penyelenggara sekolah/lembaga pendidikan dan juga murid terjadi. Banyak faktor yang kemudian merusak rasa hormat (respek), sensitivitas, ketertiban, ketaatan terhadap peraturan, toleransi dan solidaritas dan bahkan kemanusiaan.

Tidak jarang pelanggaran terhadap HAM terjadi di lingkungan lembaga pendidikikan. Media sosial dan berbagai media cetak dan elektronik lainnya juga nampak belum sepenuhnya memainkan peran dan fungsi moral dan edukatif bagi generasi muda. Kemudian tidak sedikit juga elit politik justru secara vulgar dan seperti tidak memiliki rasa malu mempertontonkan a moralitas dan kejahatan. Lembaga pendidikan saat ini nampak dihadapkan dengan berbagai krisis moral yang multidimensional yang jika dibiarkan akan menggerogoti dan menghancurkan pendidikan kita.

Kelima, sehubungan dengan itu semua, maka Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI memandang perlu segera dibuat langkah stretegis untuk revitalisasi pendidikan nasional kita dengan penekanan kepada katakater. Karena itu MUI mendukung sepenuhnya upaya Kemendikbud RI untuk memperkuat Pendidikan Karakter Bangsa. Komitmen untuk penguatan pendidikan karakter ini haruslah menjadi gerakan nasional yang melibatkan semua elemen bangsa, termasuk para guru.

Guru berada di garda terdepan gerakan pendidikan karakter ini. Semoga mereka senantiasa di beri kekuatan oleh Allah Tuhan Yang Maha Esa dan mendapat tempat dan perhatian serta kehornatan oleh masyarakat dan pemerintah. [***]

Penulis adalah ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI Pusat

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA