Sejarah, dari Sun Tzu sampai Mao Zedong, membuktikan yang besar belum tentu menang. "
Hard work" dan "
having a plan" adalah
the keys. Strateginya
guerrilla and unrestricted warfare.
Di mana-mana,
incumbents punya segudan
g advantages: popularitas, patronase, taipan,
network, media, penjilat, loyalis, aparatus intel, mesin politik dan sebagainya.
Political landscape, di semua negeri, dipenuhi politikus penipu, bajingan dan koruptor.
They tried to be something they were not. Bagusnya, tidak mungkin
to engineer political imagery on a long term basis. Pencitraan akan ketahuan. Pura-pura sederhana tapi busuk. Belaga merakyat, tapi memperlakukan rakyat bagai sekumpulan ayam.
Semua
challenger mesti memperhatikan "
General Mood" dari rakyat.
Deadly combo bila rakyat merasa incumbent "
off the track" dan tutup mata terhadap nasib rakyat.
Karena itu, ada empat hal yang harus dilakukan
challenger. Start early, define your opponent, draw a contrast, dan
define the agenda.
Jangan lakukan kesalahan: baru kampanye di musim pemilu.
Don't make this "
traditional"
mistake. Para challenger mesti adopsi slogannya "
Never Too Early to Start Campaign". Segera bergerak, aktif, datang ke berbagai pertemuan,
building your organization, tentukan bendara dan ketua timses (
campaign manager).
Saya ulangi,
Challenger must start as early as possible. Susun
track-record negatif
incumbent. Potret dan bingkai siapa dia. Lakukan ini sebelum
incumbents define themselves. Paksa dia berada dalam posis defensif. Jangan pernah ikut menari dalam irama yang ditabuh incumbents. Lastlt, Jangan beri dia
chance membentuk opini dan mengolah momentum.
Di semua negara, hanya ada satu alasan rakyat mau ganti presiden i.e. rakyat merasa ada seseorang yang lebih baik dari penguasa sekarang. Set the agenda, paksa incumbent bicara soal isu-isu
where the incumbent is weak.
Para
challenger mesti menyampaikan who
you are, why you are running, what you see as the important issue, why people should vote for you. Katakan itu dalam setiap pidato. Jangan pake
text.
Stump speech.
Memorized without notes. Bombardir dia dengan itu. Sampe dia nggak bisa tidur, pucat pasih, kurus kering.
Pesan-pesan itu mesti konsisten, klir dan
understandable.
Voters hate "wafflers". Jangan pernah mengirim
mixed messages to the voters.
Terakhir, mesti ada garis tegas. Antara
challenger dan
incumbent.
Show the voters that there is a clear distinction between you and your opponent on issue you define. N good luck. May God be with you.
[***]
Penulis adalah Aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak)
BERITA TERKAIT: