Pesta Dugem Internasional

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/zeng-wei-jian-5'>ZENG WEI JIAN</a>
OLEH: ZENG WEI JIAN
  • Rabu, 09 Agustus 2017, 02:22 WIB
<i>Pesta Dugem Internasional</i>
Zeng Wei Jian
POPULAR culture berkembang-biak di kalangan Liberal Amerika. Ditentang keras oleh kaum puritan dan republikan.

Karakternya vulgar, hedonistik, self absord, dehumanising. Freesex salah satu favorit mereka. Sumber utama AIDS. Atas nama hak azasi, gay sex party jadi kebiasaan. Komersialisasi badan perempuan adalah salah satu perilaku grotesque. Singkatnya, para pecandu pop-culture tampak retarded.

John Storey, dalam buku berjudul "Cultural Theory and Popular Cultur", menekankan bahwa pop-culture lahir dari urbanisasi akibat revolusi industri, teridentifikasi sebagai "budaya massa". Saya kira, ini merupakan bad effect dari modernisme.

Postmodernism tidak lagi mengenal perbedaan antara budaya luhur dan budaya populer. Situasinya jadi semakin buruk setelah Cultural Marxis menguasai society. Art jadi bermutu rendah. Lihat saja lukisan aliran "realisme sosialis". Guratan sampah warna-warni tanpa skill dan meaningless.

Entah, apakah budaya religius Indonesia mulai digerus oleh pop-culture dengan salah satu variannya seperti "pesta dugem internasional". Setuju dengan Ustad Tengku Zulkarnain, "Betul. Indonesia bukan teokratik state. Tapi juga bukan negara setan". [***]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA