Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pemuda Muhammadiyah Rawat Toleransi Autentik Melalui Warung Dhuafa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Senin, 03 Juli 2017, 05:20 WIB
Pemuda Muhammadiyah Rawat Toleransi Autentik Melalui Warung Dhuafa
Dahnil-Sammy
rmol news logo Pemuda Muhammadiyah tidak hanya mengadvokasi masyarakat tertindas yang sedang memperjuangkan hak-haknya, seperti petani Kendeng dan petani Karawang. Keberpihakan juga diarahkan Pemuda Muhammadiyah kepada kaum dhuafa yang ada di Ibukota.

Kepedulian tersebut dibuktikan dengan program Warung Makan Gratis untuk Dhuafa, yaitu makan siang gratis setiap setelah shalat Jumat di halaman gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya 62, Jakarta Pusat.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan, termasuk pada bulan Ramadhan kemarin mereka tetap melayani seperti biasa. Namun, 'jadwal buka' warung dhuafa digeser menjadi waktu berbuka. Khusus untuk bulan puasa, selain nasi, sayur, lauk-pauk, mereka juga menyediakan gorengan.

Makanan yang disajikan, sambungnya, merupakan masakan kadernya sendiri. Anggota Pemuda Muhammadiyah juga yang secara langsung melayani kaum dhuafa tersebut. Para pelayan lengkap mengenakan celemek dengan tulisan warung dhuafa dan gambar sendok dan piring.

"Selain dari kas, juga dari donatur," jawabnya saat ditanya soal pendanaan kegiatan tersebut.

Karena gratis, katanya melanjutkan, warung dhuafa ini mendapat sambutan antusias dari warga Jakarta khususnya di sekitar Menteng,yang ingin mendapatkan makanan gratis.

Ratusan masyarakat tidak mampu seperti pemulung, petugas kebersihan, tunawisma, dan tukang ojek, mengantre untuk mendapatkan makanan yang disiapkan di beberapa meja di bawah tenda, yang khususkan untuk warung dhuafa tersebut.

"Kami menyiapkan setidaknya 250 porsi makanan setiap Jumat," ucapnya.

Sebab tidak hanya yang beragama Islam, pemuluk agama lain juga banyak yang datang. Warung dhuafa ini memang diperuntukkan untuk semua warga yang tidak mampu. Tidak melihat suku, ras, dan agama.

"Karena toleransi yang kami hadirkan adalah toleransi yang autentik," ungkap Dahnil yang juga President Religion for Peace Asia and Pacific Youth Interfaith Network (RfP-APYIN) ini.

Terkait toleransi itu pula, lanching warung dhuafa tersebut pada 10 Maret 2007 lalu digabung dengan Clean Pray and Love (CPL), program unggulan Pemuda Muhammadiyah lainnya, yang berisi bersih-bersih rumah ibadah dan dialog lintas agama.

Karena itu, saat lanching tersebut, komika yang juga seorang Kristiani, Sammy Notaslimboy turut menjadi pelayan. Usai melayani kaum dhuafa mereka lalu menyambangi Gereja Kolese Kanisius yang bersebelahan dengan kantor PP Muhammadiyah. Mereka diterima Rektor Kolese Kanisius, Romo Joannes Heru Hendarto.

Lebih jauh Dahnil menambahkan, kegiatan ini tidak hanya dilaksanakan di Jakarta. Pemuda Muhammadiyah di daerah juga menggelar acara sejenis. Sejauh ini yang sudah menggelarnya adalah Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah dan Jogjakarta.

Dia berharap pimpinan daerah yang berbasis kabupaten/kota di seluruh Indonesia juga menggelar kegiatan serupa.

"Ini dakwah nyata. Orang miskin yang lapar tidak butuh diceramahi, tapi membutuhkan makanan. Kami ingin menampilkan Islam yang memberikan solusi bagi permasalah kehidupan yang terjadi," kata inisiator Gerakan Berjamaah Melawan Korupsi ini beralasan.

Warung Dhuafa ini merupakan simbol dakwah untuk kelompok marginal yang terinspirasi dari teologi Al Maun, surah dalam Al Quran yang menjadi acuan gerakan sosial Muhammadiyah.

Karena itu pula pihaknya tak berhenti sampai disitu. Pemberian makanan gratis ini hanya tahap awal. "Kami selesaikan masalah jangka pendek dulu," ungkapnya seraya memastikan selanjutnya Pemuda Muhammadiyah akan melakukan pembinaan ekonomi dan akhlak.  [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA