Tiba-tiba agama menjadi pasal pertikaian, tanpa menyadari konteks persaingan global yang memboncengnya.
Persatuan nasional terkoyak demi perjuangan keadilan yang ujungnya kembali dimenangkan para pemodal.
Kita terbiasa pendek akal, rabun jauh. Hanya bisa bereaksi terhadap riak permukaan, tanpa mampu membaca dari mana sumber gelombang bermula.
Kita terbiasa mempertengkarkan hal-hal remeh temeh, tanpa menyadari kehilangan hal-hal besar saat kita bertikai.
Kita hanyalah pendekar-pendekar jago kandang, tak menguasai medan pertempuran dalam lanskap global.
Kita hanyalah pion-pion yang mempertengkarkan politik identitas di atas genderang peperangan antarkekuatan adidaya yang tak kita pahami siasat adu dombanya.
Wahai orang-orang berselimut, bangkitlah! Pandanglah dunia dengan ufuk horison yang jauh. Pahami pergeseran geo-politik dan pusat persaingan global hari ini. Perhatikan ayat-ayat sejarah, yang membuat bangsa-bangsa bangkit dan terpuruk.
Bersatulah sebagai pemain global yang disegani. Bukan pion-pion antek global yang saling bertikai menghancurkan bangsa sendiri.
[***]Penulis adalah cendekiawan, pemikir Islam dan kenegaraan