Dalam pandangan PGI, permainan isu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) semakin kuat dan masif sehingga menimbulkan ketakutan dan kekuatiran.
Untuk menyikapi situasi tersebut, PGl menyampaikan keprihatinannya. Bahkan, keprihatinan PGI telah disampaikan secara tertulis kepada Presiden RI, Joko Widodo, dalam surat Nomor 258/PGl-XVl/2017 tertanggal 2 Mei 2017.
Demikian dikatakan Kepala Humas PGI, Jeirry Sumampow, dalam siaran persnya, beberapa saat lalu (Rabu, 3/5).
Surat PGI kepada Presiden berjudul "Keprihatinan atas Kondisi Kebangsaan Kita" ditandatangani oleh Ketua Umum PGI, Pdt. Dr. Henriette T. Hutabarat-Lebang, dan Sekretaris Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom, M.Th.
Menurut PGI, setelah Pilkada DKI Jakarta, ketegangan sosial-politik bangsa masih belum reda. Gonjang-ganjing karena isu SARA yang sangat kental dalam Pilkada DKl, yang kelihatannya "diboncengi" oleh kepentingan ideologi dan kelompok-kelompok radikal dan intoleran, malah terasa makin kuat dan masif.
"Fenomena ini menimbulkan ketakutan dan kekuatiran di kalangan masyarakat, khususnya di kalangan masyarakat minoritas. Karena itu, muncul banyak suara keprihatinan yang disampaikan secara terbuka oleh berbagai kelompok masyarakat. Pada umumnya bernada gelisah, kuatir, dan takut terhadap masa depan bangsa ini," jelas Jeirry.
[ald]
BERITA TERKAIT: