Kebijakan Pramono Reaktif, Bukan Antisipatif

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widodo-bogiarto-1'>WIDODO BOGIARTO</a>
LAPORAN: WIDODO BOGIARTO
  • Senin, 03 November 2025, 06:15 WIB
Kebijakan Pramono Reaktif, Bukan Antisipatif
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. (Foto: PPID DKI Jakarta)
rmol news logo Aktivis Cinta Jakarta, Taufik Tope Rendusara menilai pola penanganan banjir Jakarta masih sama seperti puluhan tahun lalu: reaktif. 

Menurut Taufik, Pemprov DKI Jakarta yang dipimpin Gubernur Pramono Anung baru bergerak ketika air sudah naik dan warga mulai mengungsi. Padahal, tantangan banjir di era modern menuntut strategi yang berbasis data, perencanaan lintas wilayah, dan komitmen ekologis jangka panjang.

"Sayangnya, Pramono lebih sering tampil di lapangan setelah bencana terjadi, bukan sebelum bencana dicegah. Pompa air dan karung pasir memang membantu, tetapi tidak pernah menyelesaikan akar masalah," kata Taufik melalui keterangan elektronik di Jakarta, Senin 3 November 2025.

Taufik melihat, banjir di Jakarta adalah warisan panjang dari tata ruang yang salah urus. Namun kepemimpinan sejati seharusnya mampu memutus rantai warisan itu, bukan sekadar mewarisinya kembali. 

"Pramono mewarisi masalah besar, tetapi hingga kini belum menunjukkan arah baru yang jelas untuk menuntaskannya," kata Taufik.

Taufik menekankan bahwa warga Jakarta tidak menuntut keajaiban, mereka hanya menunggu keberanian politik. Tanpa visi ekologis, tanpa rencana yang tegas, dan tanpa keberanian menertibkan kepentingan yang merusak lingkungan, janji Jakarta bebas banjir hanya akan menjadi slogan tanpa makna.

"Selama Jakarta masih dipimpin dengan pendekatan yang administratif dan tidak berorientasi lingkungan, warisan banjir akan terus hidup," pungkas Taufik. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA