Seperti di beberapa kecamatan sebelumnya, pengajian Golkar ini sekaligus membekali para saksi dan relawan yang akan terlibat dalam pemenangan pasangan nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) pada putaran kedua Pilkada Gubernur DKI Jakarta 2017.
Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah Indonesia I (Jawa dan Sumatera), Nusron Wahid mengatakan para saksi dibekali bagaimana melawan isu SARA yang selama ini dijadikan alat untuk mengganggu pasangan Ahok-Djarot dan orang-orang yang memilihnya.
"Kalau ada yang seperti itu Partai Golkar wajib melawan, para saksi di lapangan harus bisa melawan adanya praktik seperti itu," ucap Nusron dalam sambutan acara pengajian, di Raja Konro Daeng Naba, Jl Ampera Raya, Pasarminggu.
Hadir dalam acara itu Ketua DPD II Jakarta Selatan Ikhsan Ingratubun, dan bupati terpilih Kabupaten Batang, Wihaji. Adapun penceramah adalah Ustadz Zuhri Yaqub dari Jakarta Barat.
Nusron menyebutkan, Partai Golkar tidak ingin Islam yang rahmatan lil 'alamin dirusak oknum orang Islam itu sendiri. Untuk itu, di hadapan sekitar 500 orang yang hadir ia mengajak untuk bersama-sama memangkan pasangan petahana.
"Kenapa kita ingin menangkan pasangan nomor dua, karena pasangan nomor dua yang paling menguntungkan buat Jakarta, buat umat Islam. Seumur-umur, baru kali ini ada masjid di balaikota, namanya Masjid Fatahillah, nama dari Sunan Gunungjati," ungkap Nusron.
Lanjut dia, kepemimpinan Ahok-Djarot selalu berpihak kepada umat Islam.
"Belum ada gubenrur di Jakarta dimana para ustadz, marbot, pengurus masjid, takmir, akan dapat gaji bulanan. Dan semua imam masjid dan mushola dalam lima tahun nanti akan diumrohkan, semua. Jadi nanti tidak ada imam masjid, takmir, marbot, yang tidak bisa berangkat umroh," bebernya.
Tetapi persoalannya, ungkap Nusron, sekarang ini pasangan petahana selalu diganggu, bahkan yang akan milih juga terus diganggu. Ada berbagai macam ancaman yang digunakan, mulai dari tudingan kafir, tidak akan masuk surga, hingga tidak akan disholatkan jenazahnya.
Sementara itu, Ustadz Zuhri Yaqub dalam ceramahnya mengatakan, berdasarkan hasil ijtihad para ulama, ada yang membolehkan memilih non muslim menjadi pemimpin seperti gubernur. Maka dari itu, bagi yang beda pilihan tidak boleh mengkafirkan sesama.
"Jangan hanya karena syahwat kekuasaan, takut kalah, lalu mengkafirkan yang beda pilihan," katanya.
[ian]
BERITA TERKAIT: