Wakil Ketua KPP Partai Demokrat yang juga Ketua Umum Angkatan Muda Demokrat Boyke Novrizon menilai, dalam kasus itu, semua proses hukum yang telah diuji kebenarannya dalam jangka waktu cukup panjang. Apalagi dalam kasus itu dilakukan melalui tahap demi tahap secara terbuka dan terang benderang yang dikawal masyarakat dan para profesional.
"Luka moral yang menganga terlihat dan terbuka dengan sangat jelas jika kasus ini adalah kriminal murni pembunuhan yang didalangi oleh otak rencana pembunuhnya yaitu saudara Antasari Azhar. Dengan meminjam jasa pembunuh bayaran sebagai eksekutor di lapangan," kata Boyke dalam keterangannya, di Jakarta (Rabu, 15/2).
Dia mengatakan, semua alasan terjadinya pembunuhan sangat jelas berlatar belakang cinta segitiga antara Antasari Azhar dengan Rani Juliani seorang caddy golf dan Nasrudin Zulkarnaen. Tentunya pembuktian alat bukti yang jelas didasari dengan alasan sangat kuat. Boyke mempersilahkan pemerintah membuka kembali dokumen serta alat bukti secara terang benderang atas kasus tersebut.
"Silahkan ditanyakan kembali kasus ini dengan jujur tanpa rekayasa kepada lima anggota Polda Metro Jaya yang saat itu menjadi penyidik, diantaranya Mochammad Iriawan yang saat itu menjabat Dirkrimum sekarang Kapolda Metro Jaya, Niko Afinta jabatan saat itu wadir Reskrimum, jabatan saat ini Dirnarkoba, Daniel Bolly Tifano jabatan saat itu Kamneg, jabatan saat ini Kapolres Jakarta Utara. Dan Pargogo Sihombing jabatan saat itu wadir Ditkrimum, jabatan saat ini Tim Saber Pungli," jelasnya.
Boyke pun memertanyakan kepentingan serta keterkaitan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan kasus pidana Antasari Azhar.
"Bagi kami semua sangat aneh dan miring. Karena terlalu kecil seorang presiden turut campur dalam persoalan kasus hukum pembunuhan Antasari Azhar," ujarnya.
Bertambah aneh ketika manyan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Radjasa ditarik masuk ke dalam urusan tersebut, dan difitnah sebagai penghubung atau mediator. Juga ditariknya pengusaha yang juga Ketum Partai Perindo Hari Tanoesoedibjo yang dituduh sebagai perwakilan SBY atau Cikeas untuk melobi Antasari Azhar agar tidak melanjutkan persoalan hukum mantan deputi gubernur Bank Indonesia Aulia Pohan.
"Semua jelas adalah rekayasa fitnah yang dilancarkan oleh kelompok para dajjal kekuasaan. Yang sangat jelas mengandung nilai politik sangat kuat dan terbuka di publik. Semua ini tidak terlepas mengarah secara fokus untuk menggagalkan salah satu kader terbaik Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon kuat gubernur DKI Jakarta," beber Boyke.
"Rakyat tidak akan buta mata dan buta hati akan semua rekayasa fitnah kaum dajjal terhadap SBY, dan juga para tokoh bangsa yang telah dizolimi secara jahat dan tanpa bermoral. Rakyat sudah cerdas dalam menentukan pilihan politiknya kepada Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon pemimpin DKI Jakarta," pungkasnya.
[wah]
BERITA TERKAIT: