Anti Kritik, Jokowi Mengundang Kegaduhan Baru

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Sabtu, 05 November 2016, 13:09 WIB
Anti Kritik, Jokowi Mengundang Kegaduhan Baru
Ahok dan Jokowi/net
rmol news logo Pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa demonstrasi Aksi Bela Islam jilid 2 kemarin ditunggangi aktor politik bisa makin memperkeruh suasana. Bahasa Jokowi dalam pidatonya tengah malam tadi sangat bersayap dan bisa menimbulkan multitafsir.

"Publik bisa secara liar akan menerka siapa pihak yang dituduh presiden. Hal tersebut dapat mengundang kegaduhan baru," kata Sekretaris Jenderal Himpunan Masyarakat Untuk Kemanusiaan dan Keadilan (Humanika), Sya'roni, kepada wartawan, Sabtu (5/11).

Sya'roni sebagai bagian dari demonstran yang melakukan aksi kemarin merasa terlecehkan oleh pernyataan presiden tersebut karena Jokowi secara tak langsung telah menuduh para demonstran sebagai obyek tunggangan.

Selain tuduhan yang sangat menyakitkan, pernyataan Jokowi soal aktor politik itu sekaligus mencerminkan presiden yang anti kritik.

"Jika presiden dengan seenaknya menuduh aksi demontrasi ditunggangi aktor politik, apa bedanya dengan publik yang menuduh Jokowi melindungi Ahok (Basuki Purnama)," ucap Sya'roni.

Sebagai presiden, semestinya Jokowi tidak dengan mudah melontarkan pernyataan yang tidak berdasar. Presiden harus bisa bertindak lebih bijak untuk mendinginkan suasana.

"Jokowi jangan mudah menyalahkan pihak lain. Lebih bijak jika introspeksi ke dalam dulu. Tidak menutup kemungkinan bawahannya yang kurang tepat menyikapi aksi demonstrasi. Jika itu yang terjadi, maka evaluasi harus segera dilakukan," lanjut dia. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA