Sangat Disayangkan PDIP Tidak Merdeka Usung Kader Sendiri

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Kamis, 25 Agustus 2016, 09:47 WIB
Sangat Disayangkan PDIP Tidak Merdeka Usung Kader Sendiri
Foto/Net
rmol news logo . Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) hingga saat ini belum memutuskan nama bakal calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Pernyataan yang sudah ramai beredar dengan bunyi "hampir pasti PDIP mengusung Ahok" tampaknya masih terawang-awang, kader di akar rumput banyak yang tidak suka dengan petahana dengan nama lengkap Basuki Tjahja Purnama itu.

Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago berpendapat kalau elit PDIP ngotot untuk mencalonkan Ahok, maka merupakan kerugian bagi partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.

Diketahui, Ahok adalah politisi kutu loncat. Partai Golkar dan Partai Gerindra adalah "korban mainan" Ahok. Menurut Pangi, hal ini akan dipertimbangkan matang oleh PDIP.

"Bukankah tradisi politik PDIP bahwa kader itu adalah petugas partai, sehingga prasyarat kader PDIP adalah kader intelektual ideologis, menuntut sebuah loyalitas tingkat tinggi, kader yang bukan mencla-mencle, berani beda karena prinsip, nurani dan logika," kata dia kepada redaksi, Kamis (15/8).

Lanjut Pangi, PDIP juga sedang mempertimbangkan, kalau dukung Ahok dan menang. Selanjutnya terjadi pikiran ekstrim, Jokowi-Ahok maju di Pilpres 2019 tanpa PDIP.

"Sekarang saja sudah ada sinyal Presiden main mata dengan Golkar. Dan kalau popularitas dan elektibilitas Ahok tidak terbendung, maka skema Jokowi berpasangan dengan Ahok pada Pilpres 2019, itu cukup logis," imbuhnya.

Jelas Pangi, PDIP punya banyak kader seperti Tri Rismaharini, Ganjar Pranowo, Djarot Saiful Hidayat, Boy Sadikin dan lain-lain yang punya potensi membuat incumbent tersungkur dalam iklim politik yang normal.

Partai berlambang Banteng Moncong Putih, kata Pangi, memiliki kader yang sudah jelas-jelas tidak diragukan lagi kesetian, kapabilitas dan all out habis membela partai dan rakyat.

"Sekarang, tinggal PDIP mempertahankan adat istiadat politik terkait pembacaan logika meritokrasi di tubuh partai. Mengapa PDIP harus mengusung Ahok, padahal saat yang sama PDIP jelas-jelas punya kader terbaik? Itu pertanyaan retoris yang logis," kata Pangi.

Dia pun menambahkan, sangat disayangkan, jika akhirnya nanti PDIP mendukung Ahok. Menurutnya, PDIP istimewa, bisa mengajukan calon sendiri tanpa berkoalisi. Namun patut diduga tersandera kepentingan kelompok tertentu dan tidak merdeka mengusung kadernya sendiri.

"Pertanyaan menggelitik, mengapa PDIP terkesan membesarkan Ahok ketimbang membesarkan kadernya sendiri," tukas Pangi yang juga dosen ilmu politik di UIN Jakarta ini. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA