"Yang cepat (ambil keputusan) belum tentu lebih baik, yang lambat belum tentu kurang baik," kata Ketua DPP PDI Perjuangan, Andreas Pareira, saat berbicara dalam diskusi "Ahok Galau, Teman Risau", di Cikini, Jakarta, Sabtu (25/6).
Pernyataan Andreas itu menjawab penilaian sebelumnya dari analis politik yang juga pendiri IndoBarometer, Muhammad Qodari, bahwa kini PDIP dianggap tidak lagi relevan dalam soal dukung atau tidak mendukung incumbent Basuki Purnama alias Ahok. Menurut Qodari, ketika Golkar berikan dukungan ke Ahok maka sebetulnya kebutuhan Ahok sudah terpenuhi. Ia bebas memilih mau maju lewat parpol atau perseorangan.
Tetapi Andreas ingatkan, proses menuju penetapan pasangan calon yang resmi dalam Pilkada Jakarta masih sangat panjang. Dia menyayangkan analisa politik Pilkada Jakarta sejauh ini hanya berputar-putar di sekitar Ahok. Padahal, ada begitu banyak proses untuk sukses menjadikan pemimpin.
"Jangan berputar soal Ahoknya saja, ada proses dan menjadikan orang yang jadi gubernur itu jauh lebih penting daripada personal Ahok. Kehendak rakyat akan terbukti ketika Pilkada, bukan hari ini," tegasnya.
Melihat perkembangan bergabungnya tiga partai untuk resmi mendukung Ahok, maka PDIP merasa punya ruang pengamatan yang lebih jelas untuk menentukan sikap politik.
"Skenario-skenario itu masih berjalan. Buat PDIP ini momen bagus. Kami bukan terlambat memutuskan, malah kami bisa melihat emas ada di mana," lanjut Andreas.
[ald]
BERITA TERKAIT: