Imbauan itu disebarkannya lewat aplikasi WhatsApp, yang juga diterima redaksi.
Secara terbuka, Hendropriyono yang merupakan tokoh di balik pemenangan Jokowi pada Pilpres 2014 lalu, membantah tuduhan yang menudingnya menyembunyikan informasi Jokowi sebetulnya kader Partai Komunis Indonesia atau PKI.
"Saya tidak pernah tahu bahwa Presiden RI kita adalah PKI, karena setahu saya ketika PKI kita bubarkan dia (Jokowi) masih bayi. Saya juga tidak tahu bahwa setelah saya pensiun begini lama, muncul PKI Gaya Baru lagi," tegasnya, dikutip dari isi pesan yang disebarnya.
"Aneh, jika saya sekarang dituduh menyembunyikan info bahwa Jokowi adalah PKI. Sebagai rakyat biasa bukan pejabat yang dalam kapasitas khusus, bagaimana cara saya menyembunyikan suatu info?" imbuh jenderal purnawirawan itu.
Dia meminta rakyat Indonesia waspada karena fitnah itu dapat meresahkan masyarakat generasi penerus yang awam terhadap sejarah kebangsaan. Dia juga memohon agar publik tidak membantu kejahatan tersebut dengan ikut menyebarkan pesan sesat lewat media sosial atau perangkat teknologi lainnya.
"Di-
delete saja
hoax yang merupakan senjata psikologis kaum anti Pancasila dan anti NKRI tercinta dalam perang proxy di zaman cyber ini," ujarnya.
Lewat pesan WhatsApp itu pula Hendropriyono sebelumnya menguraikan bagaimana perjuangannya melawan PKI gaya baru pada 1966-1974 lewat pertempuran fisik di hutan Kalimantan Barat sampai Utara.
"Saya pernah luka berat di medan tempur melawan pasukan mereka, yang melancarkan perang gerilya bersenjata. Bukan cuma gembar-gembor saja. Musuh yang kita hadapi pada 1966-1974 adalah Pasukan Bara (Barisan Rakyat) PKI Gaya Baru yang berfusi dengan PGRS (Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak)," tulisnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: